Q1-2025, Laba Bersih Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Melonjak 23,3 Persen

EBuzz – PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), emiten perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Abdul Rasyid, mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada kuartal pertama tahun 2025.

Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 341,5 miliar, meningkat signifikan sebesar 23,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar Rp 276,9 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham SSMS mencapai Rp 35,95 per lembar.

Kinerja positif ini juga tercermin pada pertumbuhan pendapatan (revenue) perseroan yang mencapai Rp 3,7 triliun, naik 48 persen dibandingkan dengan kuartal I-2024 yang sebesar Rp 2,5 triliun. Sementara itu, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 2,39 triliun, meningkat 40 persen dari Rp 1,74 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Menatap sisa tahun 2025, Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) menyatakan optimisme dengan memproyeksikan pertumbuhan kinerja sekitar 10 persen. Optimisme ini didukung oleh perkiraan pemulihan produksi minyak sawit nasional dan strategi efisiensi biaya yang terus diperkuat. Direktur Utama SSMS, Jap Hartono, dalam paparan publik menyampaikan bahwa proyeksi ini realistis dan sejalan dengan tren positif industri kelapa sawit nasional.

“Tahun ini kita nggak perlu terlalu over optimist atau over pessimist, kita ngomong realistis saja. Kalau industri sawit nasional tumbuh 10 persen, ya kami juga targetkan pertumbuhan sekitar 10 persen,” ujar Jap Hartono melalui keterangan tertulisnya. (8/5).

Dalam hal efisiensi, Jap Hartono menekankan pentingnya pengendalian biaya sebagai kunci utama dibandingkan spekulasi harga pasar yang sulit dikontrol.

“Kami selalu bicara soal cost. Karena itu yang bisa kita kontrol. Dengan cash cost sekitar USD 325 dan break-even di USD 550, kita tetap bisa bertahan meski harga CPO berada di level terendah dalam rentang pasar,” tegasnya.

Sementara itu, Untuk mendukung operasional dan pertumbuhan, SSMS mengalokasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp 510 miliar pada tahun 2025. Dana ini akan difokuskan pada renovasi fasilitas pekerja, pengadaan peralatan berat, dan peremajaan mesin-mesin produksi.

“Hingga kuartal pertama 2025, realisasi Capex telah mencapai sekitar 30-35 persen atau sekitar Rp 180 miliar”, imbuh Jap.

Lebih lanjut, SSMS terus memperkuat ekspansinya ke sektor hilir. Grup perusahaan saat ini tengah menyelesaikan pembangunan fasilitas refinery dengan kapasitas 1.500 ton per hari yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun ini.

“Langkah ini merupakan bagian dari strategi downstream dan diversifikasi produk turunan kelapa sawit,” ungkapnya.

Dari sisi produksi, SSMS mencatatkan peningkatan yield menjadi 7,5 ton per hektare dalam empat bulan pertama tahun 2025, meningkat dari 7,1 ton per hektare pada tahun 2024. Dengan tingkat produktivitas yang tinggi, bahkan pada usia tanaman 24 tahun yang masih menghasilkan hingga 23 ton per hektare, SSMS belum berencana melakukan replantinghingga tahun 2026. Plantasi dengan produktivitas tertinggi saat ini berada di Spontanme Estate (SMU), dengan yieldmencapai 28,5 ton per hektare per tahun dan oil extraction rate (OER) sebesar 24 persen.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini