EBuzz – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Budi Arie Setiadi secara resmi, membuka pelaksanaan Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih serentak di seluruh Provinsi Bengkulu secara daring pada Rabu (23/04/2025).
Musdesus ini merupakan tahapan awal yang wajib ditempuh oleh masyarakat desa sebagai langkah konkret mendukung pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih.
Dalam sambutannya, Menkop Budi Arie berharap agar Musdesus yang diikuti oleh 1.341 desa di Bengkulu ini tidak hanya menjadi seremoni simbolis, melainkan menjadi fondasi awal dalam membangun perekonomian masyarakat desa yang mandiri dan berkelanjutan.
Dirinya menekankan, pentingnya Musdesus sebagai landasan bagi seluruh elemen di desa untuk memastikan Kopdes/Kel Merah Putih ke depannya dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi perekonomian desa, khususnya di Bengkulu.
“Kami ingin koperasi yang lahir dari musyawarah desa khusus ini bukan koperasi papan nama dan bukan koperasi yang hanya hidup di atas kertas namun tidak hidup dalam praktiknya,” tegas Menkop Budi Arie melalui keterangan tertulisnya, Rabu (23/4/2025). (24/4).
Menkop menjelaskan bahwa Kopdes/Kel Merah Putih akan menjadi instrumen bagi masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraan secara kolektif. Keberadaan koperasi ini diharapkan dapat memberantas peran tengkulak (middleman), praktik rentenir, dan pinjaman online (pinjol) yang merugikan masyarakat. Unit-unit bisnis yang dikelola oleh Kopdes/Kel Merah Putih diproyeksikan mampu menjamin ketersediaan kebutuhan dasar masyarakat di desa-desa.
“Koperasi Desa/Kelurahan ini akan menjawab permasalahan yang ada di desa khususnya menghadapi rantai distribusi panjang, keterbatasan permodalan dan dominasi middleman yang menekan harga petani serta mengurangi biaya bagi konsumen,” ucapnya.
Mantan Menkominfo ini optimis bahwa, jika Kopdes/Kelurahan Merah Putih dikelola secara profesional, transparan, dan berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi yang sehat, maka desa akan bertransformasi menjadi sumber kekuatan ekonomi baru bagi negara. Selain itu, Kopdes ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan kemiskinan ekstrem yang masih menjadi tantangan di berbagai desa di Indonesia.
“Saya percaya dengan sinergi dan gotong royong dari semua pihak, Kopdes/Kel Merah Putih dapat menjadi tonggak baru kebangkitan ekonomi rakyat Indonesia yang dimulai dari desa-desa khususnya dari Bengkulu,” ujar Budi.
Melalui Musdesus ini, Menkop Budi Arie berharap terwujudnya simbol kedaulatan masyarakat desa dalam merancang masa depan mereka sendiri. Ia menekankan pentingnya pengambilan keputusan secara demokratis dalam Musdesus, sebagaimana diatur dalam Petunjuk Teknis (Juknis) dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang telah ditetapkan.
“Semoga kegiatan ini (Musdesus) ini dapat berjalan dengan sukses dan membawa berkah bagi kita semua sehingga nantinya keberadaan Kopdes mampu mengangkat harkat masyarakat di Provinsi Bengkulu dan mendorong pertumbuhan ekonomi di desa – desa di Bengkulu,” pungkasnya.
Senada dengan Menkop, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, yang turut hadir secara daring, menyampaikan harapannya agar Bengkulu dapat menjadi contoh provinsi yang berhasil menjadikan Kopdes Merah Putih sebagai solusi utama bagi berbagai permasalahan di tingkat desa.
Mendes Yandri juga memberikan apresiasi atas dukungan kebijakan yang kuat dari Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam mempercepat pembentukan Kopdes Merah Putih. Ia optimis bahwa sinergi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah akan menjadikan Kopdes Merah Putih di Bengkulu sebagai pilar kekuatan ekonomi baru bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, dalam kesempatan yang sama menegaskan komitmennya untuk menyukseskan pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih di Provinsi Bengkulu melalui berbagai kebijakan yang telah ditetapkan. Salah satunya adalah pemberian bantuan satu unit mobil ambulans ke setiap desa untuk meningkatkan mobilitas warga yang membutuhkan layanan kesehatan. Aset ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem Kopdes Merah Putih, khususnya untuk unit usaha apotek atau klinik kesehatan desa.
“Kita juga menganggarkan Rp1 miliar dari APBD untuk memberikan advokasi atau pendampingan hukum serta pelatihan bagi masyarakat desa agar tidak tersandung masalah hukum saat mengelola dana dari APBN atau APBD,” ungkap Helmi.
Helmi berharap agar, Kopdes/Kel Merah Putih dapat menjadi jalan pintas bagi pemerintah daerah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Ia menargetkan melalui pembentukan Kopdes, tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu yang saat ini masih di bawah 5 persen dapat meningkat signifikan menjadi 8 persen.
“Ketika sudah terbentuk Kopdes maka kita harus luruskan niat untuk benar-benar membangun koperasi ini menjadi koperasi garda terdepan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen,” tutupnya.