EBuzz – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) berkolaborasi dalam kajian pengembangan bahan bakar hijau. Inisiatif ini diwujudkan dalam Joint Study Agreement bertajuk Penggunaan Listrik dari Panas Bumi untuk Beyond Energy, yang merupakan bagian dari sinergi Pertamina Group dalam mendukung agenda dekarbonisasi.
Dengan adanya sinergi ini, Pertagas dan PGE semakin memperkuat peran Pertamina Group dalam mendukung agenda transisi energi nasional dan berkontribusi dalam pencapaian target emisi nol pada tahun 2060.
Corporate Secretary PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Kitty Andhora menuturkan, kolaborasi antara PGE dan Pertagas akan mempercepat pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau serta menjadi landasan bagi Pertamina dalam membangun green energy hub. Saat ini, belum ada pemain dominan di energi hijau.
“Dengan membawa mandat mewujudkan ketahanan energi dan hilirisasi industri, Pertamina berpeluang menjadi pemain utama energi hijau, tidak hanya karena skala ekonominya, tetapi juga melalui pendekatan economics of speed – kecepatan dalam pengembangan teknologi serta optimalisasi infrastruktur dan rantai pasok,” tuturnya dalam keterangan tertulis. (6/2).
Kata Kitty, Kerja sama kedua ini mencakup berbagai aspek, di antaranya pertukaran informasi teknis yang mencakup analisis kondisi operasi, komposisi thermal, elektrolisis, serta identifikasi potensi pasar dan data terkait lainnya.
“Kedua perusahaan akan berkolaborasi dalam melakukan kajian teknis seperti evaluasi kelayakan proyek dan identifikasi skema penggunaan listrik panas bumi untuk menghasilkan hidrogen hijau dan amonia hijau,” katanya.
Sinergi antara PGE dan Pertagas akan mempercepat pengembangan potensi energi panas bumi sebagai sumber energi bersih. Di mana pengembangan energi panas bumi merupakan langkah strategis dalam mewujudkan swasembada energi nasional serta mendukung upaya dekarbonisasi industri dan transisi energi di Pertamina Group.
“Ini sejalan dengan komitmen PGE sebagai pemimpin industri panas bumi dan peran Pertagas yang membuka cakrawala dalam berbagai peluang bisnis baru untuk mendukung Pertamina menjadi green energy giant,” imbuh Kitty.
Kolaborasi PGE dan Pertagas dalam produksi bahan bakar hijau merupakan bagian dari strategi PGE untuk tidak hanya mengembangkan energi panas bumi di sektor hulu, tetapi juga memperluas pemanfaatannya di hilir melalui ekosistem industri hijau yang terintegrasi. “Inisiatif ini sekaligus menjadi langkah diversifikasi produk non-kelistrikan (off-grid), termasuk hidrogen hijau yang membuka peluang hilirisasi produk panas bumi di luar sektor kelistrikan,” tutupnya.
Sebagai bagian dari Pertamina Group, Pertagas siap berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur yang mendukung ekosistem energi hijau. Kolaborasi dengan PGE ini merupakan langkah penting untuk memulai upaya memasok hidrogen hijau dan amonia hijau ke pasar domestik maupun ekspor, langkah ini nantinya akan semakin memperluas portofolio bisnis kedua perusahaan.
Setelah kajian teknis selesai, PGE dan Pertagas akan melanjutkan ke studi kelayakan untuk meninjau berbagai aspek proyek, termasuk potensi investasi dan pengembangan skema bisnis, alokasi sumber daya serta pemilihan teknologi yang tepat, dan tata waktu implementasi. Proyek kerja sama ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola oleh PGE, dengan mempertimbangkan lokasi yang memiliki potensi optimal untuk mendukung produksi hidrogen hijau dan amonia hijau.
Penandatanganan Joint Study Agreement ini dihadiri oleh Direktur Strategi Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero), A. Salyadi Saputra, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Rosa Permata Sari, Direktur Proyek dan Operasi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) Norman Ginting, serta Direktur Utama dan jajaran Direksi PGE dan Pertagas yang berlangsung di Grha Pertamina pada Rabu (05/02/2025).