EBuzz-Hari terakhir perdagangan di 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan pagi ini turun 0,03 hingga 0,08 persen bergerak pada rentang 6.993,07 terendah dan tertinggi di 7.040,8. Koreksi ini didorong oleh beberapa indeks sektoral yang mengalami koreksi.
I.B Aditya Jayaantara Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek, mengatakan kinerja pasar modal masih cukup baik di tengah perkembangan ekonomi global, alhamdulillah pertumbuhan ekonomi kita di 2025 perlu diantisipasi geopolitik global, serta kebijakan ekonomi AS.
“Kinerja Pasar Modal di 2024, masih menunjukkan resiliensi yang cukup baik. Pada tahun 2025 Pasar Modal masih akan menghadapi tantangan yang cukup sulit,” ujar Aditya saat konferensi Pers penutupan perdagangan tahun 2024 di BEI, Senin (30/12/2025).
Di 2024, IHSG bergerak dinamis meski sempat menyentuh level terendah dan bisa mencapai ATH juga. IHSG menyentuh level terendah di 6.855,62 pada 11 Juni 2024 dan level tertinggi di level 7.829,13 pada 4 September 2024.
Namun, berdasarkan data perdagangan, performa IHSG di tahun 2024, cenderung menurun jika dibandingkan pada tahun 2023 dimana tahun lalu IHSG masih tumbuh 6,16 persen secara year to date ke level 7.272,79 per 29 Desember 2023 dari posisi 2 Januari 2023 di level 6.850,98.
Sementara IHSG untuk tahun 2024 ini cenderung menurun, pada Selasa, 2 Januari 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah pada hari pertama perdagangan BEI di tahun 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memecahkan rekor, yaitu pada posisi 7.323,588 dari rekor sebelumnya di posisi 7.318,016 pada 13 September 2022.
Selain itu, kapitalisasi pasar BEI juga menyentuh rekor tertinggi dengan mencapai Rp11.768 triliun dari rekor sebelumnya sebesar Rp11.762 triliun pada 28 Desember 2023. Hal ini mencerminkan optimisme para pelaku pasar dan stakeholders di pasar modal Indonesia dalam mengawali tahun 2024.
Sayangnya, lonjakan itu tak bisa bertahan hingga akhir tahun. Terbukti digempur dengan berbagai isu tak sedap baik dari faktor ekonomi global, regional dan domestik, bahkan kebijakan politik dalam negeri dengan terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029, serta isu di internal pasar modal terkait gratifikasi di proses IPO membuat IHSG turun ke garis merah seperti pada pembukaan perdagangan hari ini.
Sementara dari sisi penanganan, sepanjang 2024, di Pasar Modal ada sebanyak 39 kasus yang terselesaikan, sedangkan 42 kasus dalam proses pemeriksaan.
Aditya Jayaantara yang dalam kesempatan ini menjadi perwakilan OJK mengatakan secara rinci ada 3 kasus lembaga dan profesi penunjang Pasar Modal, ada 14 kasus emiten dan perusahaan publik, 2 kasus lembaga efek dan 62 kasus transaksi perdagangan saham.
Lebih lanjut Dia menyatakan OJK mencatat ada sebanyak 117 pihak yang dikenakan sanksi administrasi atau perintah tertulis. Lalu 807 pihak yang dikenakan sanksi administratif atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan.
Lengkapnya ada 3 sanksi pencabutan izin, 1 sanksi pembekuan izin, 18 perintah tertulis dan 144 sanksi peringatan tertulis dengan total denda yang di himpun oleh regulator Pasar Modal senilai Rp130,50 miliar.
Sedangkan penanganan pengaduan dan sosialisasi Pasar Modal, keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon tahun 2024, ada sebanyak 39 pengaduan yang diterima dan 16 diantaranya telah terselesaikan. Sementara pada sisi sosialisasinya Pasar Modal telah mencatatkan 80 sosialisasi dan edukasi Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah dan ada pula 5 sosialisasi dan edukasi Pasar Modal Terpadu di beberapa daerah seperti Malang, NTB, Jambi, Sulawesi Selatan dan Pekanbaru.