EBuzz – Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan Rata-rata Nilai Transaksi Saham Harian mencapai Rp13,5 triliun, dan total jumlah pencatatan efek baru di pasar modal mencapai 407 efek di tahun 2025 mendatang. Pencapaian target tersebut tentunya memerlukan dukungan serta kontribusi dari seluruh stakeholders pasar modal demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan bahwa, BEI akan tetap melaksanakan sejumlah inisiatif dalam rangka pendalaman pasar, mulai dari sisi peningkatan likuiditas pasar, pengembangan produk dan instrumen baru, hingga penyempurnaan teknologi dan infrastruktur.
“Beberapa pengembangan baru yang akan dilakukan BEI, yaitu Intraday Short Selling, Pembaruan Sistem Perdagangan dan Pengawasan (PSPP), Pembaruan Sistem Perdagangan (PSP) Surat Utang, Implementasi SPPA Repo, Pengembangan Liquidity Provider Saham, Pengembangan Derivatif Keuangan UU P2SK melalui Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) dan Implementasi Periode Non-Cancellation pada sesi pre-opening dan pre-closing,” jelas Iman pada Penutupan Perdagangan Tahun 2024 di BEI, Jakarta. (30/12).
Kata Iman, BEI juga berencana untuk meluncurkan produk ETF Emas yang diharapkan dapat menjadi alternatif investasi bagi para investor yang tertarik dengan produk berbasis emas.
“Seluruh pengembangan ini diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025 hingga tahun 2026,” katanya.
Sementara itu, sepanjang tahun 2024 pasar modal Indonesia mengalami pergerakan yang dinamis dengan pengaruh dari sisi domestik maupun global. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan mengalami perubahan sebesar 3,25% secara year-to-date pada level 7.036,57 pada Jumat (27/12).
“Namun, sepanjang tahun 2024 data perdagangan mulai mengalami kenaikan dibandingkan akhir tahun lalu dengan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) berada pasar posisi Rp12,9 triliun,” ucapnya.
Berdasarkan data, aktivitas perdagangan di sepanjang tahun 2024 juga mencatatkan beberapa rekor baru, yaitu pencapaian rekor tertinggi IHSG pada level 7.905,390 pada 19 September 2024, diikuti dengan rekor kapitalisasi pasar tertinggi yang mencapai Rp13.475 triliun pada hari yang sama.
Dari sisi supply, BEI telah berhasil meraih sejumlah Pencatatan Efek baru meliputi 41 saham baru, 143 emisi obligasi dan sukuk, 1 ETF baru, serta 495 waran terstrukur pada tahun 2024 ini. Berdasarkan data dari EY Global IPO Trends 2024, Jumlah Pencatatan Saham Baru di BEI menempati peringkat ke-10 di dunia dari sisi jumlah IPO, dengan total fund-raised IPO saham mencapai Rp14,3 triliun. Dengan demikian total Perusahaan Tercatat Saham sampai dengan saat ini telah mencapai 943 perusahaan.