EBuzz – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani dan Wali Kota Batam sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Amsakar Achmad menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) mengenai Pengembangan Investasi di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam Selasa (24/6/2025).
MoU antara Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM dengan Pemerintah Kota Batam dan BP KPBPB Batam ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat fasilitasi investasi, mempercepat proses perizinan, peningkatan iklim investasi dan membangun tata kelola kawasan yang lebih responsif terhadap kebutuhan pelaku usaha.
Dalam sambutannya, Rosan menekankan pentingnya investasi yang merupakan salah satu pilar utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada tahun 2029, sesuai arahan Presiden Prabowo.
“Kontribusi investasi merupakan yang terbesar kedua (29-30%) setelah konsumsi dalam negeri, yang saat ini berada pada kisaran 53-55%. Oleh karena itu, peran investasi tidak dapat dipandang sebelah mata,” ujar Rosan. (26/6).
Rosan menyebut bahwa MoU ini bertujuan untuk meningkatkan iklim investasi, khususnya di Batam, agar menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih transparan, dan lebih terbuka. Salah satu langkah konkretnya dituangkan dalam MoU ini berupa pembentukan kembali Desk Peningkatan Realisasi Investasi di KPBPB Batam.
“Dengan adanya Desk Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM yang akan ditempatkan di Batam, tentu hal ini akan mempercepat proses fasilitasi investasi. BP Batam memiliki otoritas tersendiriterkait perizinan berusaha dan kami akan memfasilitasi kewenangan BP Batam tersebut melalui sistem OSS yang dikelola oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM. Dengan demikian, proses perizinan dan penerbitan izin dapat berjalan lebih cepat,” tambahnya.
Ia berkomitmen untuk menempatkan tim dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM di KPBPB Batam untuk memperkuat pelayanan investasi yang akan masuk ke Batam serta mempercepat sinkronisasi kebijakan investasi di pusat dengan Batam.
Realisasi Investasi di Batam dari 2020-2025 Sebesar Rp100,5 Triliun
Sementara itu, Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam Amsakar Achmad menambahkan langkah ini merupakan respons atas aspirasi pelaku usaha yang selama ini menghadapi tantangan birokrasi yang panjang.
Pihaknya juga menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat yang menempatkan pejabat Kementerian Investasi dan Hilirisasi secara permanen di Batam.
“Melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM ini pemerintah kota Batam dan BP Batam, kita memperkuat fondasi kerja sama. Semua langkah ini merupakan manifestasi komitmen kita bersama, untuk tidak hanya menciptakan kawasan yang ramah investasi, tetapi juga adaptif dan responsif terhadap perkembangan global,” kata Amsakar.
Amsakar juga memaparkan sejumlah proyek yang kini tengah menjadi pusat perhatian investor, antara lain Nongsa Digital Park di sektor artificial intelligence (AI) dan digital, proyek Solar Home System, serta KEK Kesehatan Sekupang yang bekerja sama dengan Mayapada.
“Solar Home System, peminatnya banyak sekali, dan sekarang setidaknya sudah ada dua (perusahaan) yang merencanakan akan berinvestasi di sana. Kalau dua proyek strategis ini saja masuk, dampaknya akan luar biasa,” tuturnya.
Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, selama periode tahun 2020-triwulan I 2025 realisasi investasi di Batam mencapai Rp100,5 triliun.
Dari total investasi tersebut, lima sektor terbesar yaitu Industri Mesin dan Elektronik sebesar Rp23,93 triliun, Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran sebesar Rp15,78 triliun, Industri Kimia dan Farmasi sebesar Rp9,33 triliun, Industri Makanan sebesar Rp8,33 triliun, dan Jasa Lainnya sebesar 6,92 triliun. Negara yang menjadi sumber Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar di Batam adalah Singapura dengan total investasi sebesar Rp33,78 triliun pada periode yang sama.