Jakarta, EBuzz – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) buka suara terkait belum terlaksananya aksi korporasi pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Padahal, rencana Bank Jateng untuk IPO sudah digaungkan sejak tahun 2022 – 2023.
Direktur Bisnis Kelembagaan, Treasuri, dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng Ony Suharso menjelaskan bahwa, manajemen Bank Jateng sendiri sebetulnya sudah siap untuk melantai di BEI baik dari sisi fundamental keuangan perusahaan maupun infrastruktur yang dimiliki. Namun, pihaknya masih menunggu restu dari DPRD Provinsi Jawa Tengah sebagai pemegang saham perusahaan.
“Jadi, sebenarnya kami sudah rencanakan itu sudah 2022-2023. Hanya memang tadi, pihak dari anggota Dewan sebenarnya itu belum bisa menyetujui gitu ya”, jelas Oni saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta. (14/6).
Menurut Oni, salah satu yang menjadi pertimbangan DPRD Provinsi Jawa Tengah belum memberikan restu ke perusahaan untuk menggalang dana di pasar modal lewat IPO karena para anggota Dewan tersebut masih mempertimbangkan untung dan ruginya jika Bank Jateng melantai di bursa. Sebab, nantinya porsi kepemilikan Pemerintah akan berkurang.
Hal tersebut justru berbanding terbalik dengan perusahaan, karena menurut perusahaan jika melantai di bursa akan sangat bermanfaat. Bukan hanya dari sisi permodalan, tetapi juga bisa membuat perusahaan semakin transparan bagi masyarakat.
“Nah, mereka tidak ingin kemudian ada turunnya kepemilikan itu kemudian menurunkan jumlah daripada dividen yang diperolehi, ya kan”, imbuhnya.
Sebelumnya, Mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah mendorong Bank Jateng untuk bisa naik kelas dengan cara mencatatkan saham perdananya di bursa. Namun, usaha Ganjar dalam mendorong perusahaan urung terjadi sebab masih banyak prosedur yang mesti dilewati.