EBuzz-PP Muhammadiyah mengumumkan keputusan besar untuk menarik dana mereka dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Keputusan ini diambil setelah merasa kecewa dengan pelayanan dan kebijakan pembiayaan yang diberikan oleh BUMN PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI, yang dinilai tidak menguntungkan bagi organisasi besar ini.
Seorang sumber internal yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa BSI memperlakukan Muhammadiyah sama dengan nasabah biasa, meskipun memiliki dana besar di bank tersebut. “Untuk mendapatkan pembiayaan sebesar Rp1,3 triliun, PP Muhammadiyah harus menaruh dana Rp1,8 triliun sebagai jaminan. Ini seperti menggunakan uang kami sendiri,” jelasnya.
Perbandingan pelayanan dengan bank syariah lain seperti KB Bukopin Syariah menunjukkan perbedaan signifikan, dengan KB Bukopin Syariah dinilai lebih baik dan transparan sesuai prinsip syariah. Selain itu, Muhammadiyah mengkritik BSI karena lebih fokus memberikan pembiayaan kepada sektor korporasi dibandingkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data laporan keuangan tahunan BSI menunjukkan hanya 8% atau Rp19,35 triliun dari total pembiayaan Rp240,32 triliun yang dialokasikan untuk UKM, sementara BSI lebih memilih proyek besar seperti pembangunan PIK2.
PP Muhammadiyah telah membentuk tim pada Kamis, 6 Mei 2024, untuk memulai proses penarikan dana mereka dari BSI. Dana pusat Muhammadiyah di BSI mencapai sekitar Rp4 triliun, belum termasuk dana dari Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang diperkirakan mencapai Rp13 hingga Rp15 triliun. Selain itu, beberapa Amal Usaha Muhammadiyah, seperti SM Tower di Yogyakarta, telah menarik dana sebesar Rp6-8 miliar dari BSI. “Muhammadiyah tidak akan kembali bekerjasama dengan BSI lagi,” tegas sumber tersebut kepada EmitenNews.com.
PP Muhammadiyah menargetkan dalam waktu tiga bulan ke depan akan menarik dana sebesar Rp1 triliun dari BSI. Bahkan, PP Muhammadiyah Yogyakarta telah menarik dana sebesar Rp36 miliar, dan PT Syarikat Cahaya Media yang berada di bawah PP Muhammadiyah telah menarik dana Rp1,2 miliar sejak 27 Mei hingga 7 Juni 2024.
Potensi keumatan dan nilai ekonomis yang bisa dikelola oleh Muhammadiyah sangat besar. Organisasi ini membawahi 5.345 sekolah atau madrasah, 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA), 440 pesantren Muhammadiyah, 122 rumah sakit (ditambah 20 dalam proses pembangunan), serta 231 klinik. Mereka juga memiliki aset wakaf di 20.465 lokasi dengan luas tanah 214.742.677 meter persegi, serta 1.012 Amal Usaha Muhammadiyah Sosial (AUMSos).
Menurut data Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pembangunan PP Muhammadiyah per Mei 2024, ada sebanyak 611.208 mahasiswa yang menjalani pendidikan tinggi di PTMA dengan komposisi 273.200 laki-laki dan 338.008 perempuan.
Dengan potensi besar ini, Muhammadiyah menjadi mitra potensial bagi lembaga keuangan mana pun. Langkah penarikan dana dari BSI ini menunjukkan pentingnya pelayanan yang baik dan penerapan prinsip syariah yang benar dalam kerjasama dengan organisasi sebesar Muhammadiyah. Sumber (EmitenNews.com)