EBuzz – Presiden Prabowo Subianto dalam acara Sidang Tanwir dan Milad Muhammadiyah ke-112 menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa. Namun sayangnya, tidak banyak yang kurang handal untuk menjaga kekayaan yang dimiliki. Untuk itu, Prabowo bertekad mencapai pemerintahan yang bersih meski banyak yang meragukan dan sulit untuk direalisasikan.
“Saya tahu, saya ditertawakan, saya diejek, tapi saya sudah biasa diejek. Mana mungkin menghilangkan korupsi di Indonesia, mana mungkin menghilangkan kemiskinan, dan mana mungkin menghilangkan kelaparan,” kata Presiden di Acara Sidang Tanwir dan Milad Muhammadiyah ke-112 di Kupang, NTT. (4/12).
Presiden Prabowo melanjutkan, niatnya untuk menghadirkan program makan bergizi bagi seluruh masyarakat di Indonesia sempat dipertanyakan oleh sebagian pihak, bahkan dirinya mendapatkan ancaman bahwa program tersebut tidak tepat sasaran. menurutnya ada ancaman terbuka dan halus, dirinya mengerti akan hal tersebut.
“Nanti harga Indeks saham akan turun. Di hari pertama saya luncurkan gagasan makanan bergizi sudah muncul (ancaman) itu,” pungkasnya.
Bahkan, pada saat gagasan makan bergizi diluncurkan dirinya diancam kalau harga saham akan turun. Dirinya justru berdalih jika masyarakat yang ada di desa tidak memiliki investasi saham.
“Kalo saham jatuh iya pemain bursa itu. Ada teman saya ahli matematika pakai algoritma hidupnya stres, tiap detik liat TV harga saham turun. Aku tidak mau. main saham itu orang kecil pasti kalah, sama dengan judi. Yang menang bandar yang besar yang kuat,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik sepakat dengan pesan yang disampaikan oleh Prabowo. Menurutnya, investor harus selalu mengambil keputusan secara rasional dengan memperhatikan fundamental perusahaan.
“Keputusan yang hanya berdasarkan rekomendasi influencer atau rumus tertentu tanpa memahami fundamental saham yang akan dibeli bukanlah keputusan yang bijak,” ujarnya.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Oktober 2024 mencatat, investor individu sebanyak 13,91 juta investor. Di mana, komposisi kepemilikan lokal pada data C-Best KSEI tercatat sebesar 57,23% dan pada S-Invest 96,90%.
Adapun dalam kategori usia, jumlah investor berusia dibawah 30 tahun mencapai 54,99%, kemudian yang berusia direntang 31 – 40 tahun mencapai 24,36%, dan rentang usia 41 – 50 tahun mencapai 11,99%.