Jakarta – Kondisi pasar keuangan Indonesia dalam setahun terakhir bergerak cukup fluktuatif sejalan dengan pergerakan pasar global yang menghadapi berbagai tantangan. Meski kondisi pasar kurang stabil, PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) mampu membukukan pertumbuhan kinerja positif, bahkan meraih peringkat pertama di industri dalam mengelola aset reksa dana pada Mei 2023.
Asset Under Managemet (AUM) atau total nilai aset reksa dana yang dikelola tumbuh sebesar 11,3% sejak awal tahun hingga Mei 2023 atau setara dengan Rp 4,6 triliun, sehingga secara total mencapai Rp 45,67 triliun. Bila dilihat berdasarkan jenisnya, hampir seluruh jenis reksa dana keluaran anak usaha IFG ini, menunjukkan kenaikan, selama lima bulan pertama 2023.
“Kedepan prospek reksa dana masih sangat menarik, hal ini terlihat dari jumlah single investor identification (SID) yang meningkat cukup signifikan,” ujar Direktur Bahana TCW Danica Adhitama. Didukung oleh semakin beragamnya platform digital yang memudahkan investor ritel untuk bisa memilih jenis reksa dana yang mereka inginkan sesuai dengan besarnya dana dan profil risiko masingmasing, paparnya.
Tiga pencapaian terbesar dicatat oleh reksa dana terproteksi yang berhasil meraup Rp 2,8 triliun, disusul oleh reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp 797 miliar dan reksa dana pasar uang sebanyak Rp 426 miliar. Bahana TCW berupaya untuk menyediakan berbagai produk reksa dana sesuai dengan kebutuhan investor serta menjaga kinerja kelolaan asetnya dengan sangat berhati-hati, hingga mampu meraih posisi terdepan di industi.
Reksa dana terproteksi mencatat pencapaian tertinggi karena investor menginginkan hasil investasi yang maksimal di tengah-tengah kondisi pasar yang fluktuatif dengan nilai pokok investasi yang dilindungi. Reksa dana ini menempatkan mayoritas dana investor pada produk surat utang hampir sama halnya dengan reksa dana pendapatan tetap, sesuai dengan prospek surat utang yang diperkirakan Bahana cukup positif sepanjang tahun ini.
Data Bloomberg memperlihatkan selama tahun berjalan, kurs nilai tukar rupiah telah menguat sebesar 4,2% sedangkan indeks surat berharga negara (SBN) naik sebesar 6,16%, sementara indeks harga saham gabungan (IHSG) tertekan sebesar 2,2%.
“Rally di pasar obligasi negara membuka peluang kenaikan nilai saham domestik terutama setelah lonjakan harga saham di bursa Amerika Serikat membuat valuasi Indonesia relatif murah,” papar Ekonom Bahana TCW, Budi Hikmat yang mencermati pola rotasi antar asset dan antar regional.
Berbagai produk reksa dana yang kami tawarkan sudah melihat potensi ini, sehingga masih ada ruang bagi investor untuk masuk ke pasar reksa dana, tambahnya. Berdasarkan produk, Bahana Obligasi Ganesha kelas D, menjadi favorit para investor karena menawarkan fitur pembagian dividen setiap bulannya. Sedangkan Makara Prima berupa reksa dana pendapatan tetap dengan minim volatilitas, cocok untuk investor yang konservatif dan moderat.
Reksa dana pasar uang cukup diminati investor sebab pergerakan harga pasar uang cenderung stabil dibanding reksa dana lainnya seperti reksa dana saham yang sifatnya lebih agresif. Beberapa investor memilih untuk memarkir dananya pada reksa dana pasar uang saat pasar saham tertekan. Bahana Dana Likuid adalah salah satu reksa dana pasar uang pilihan investor konservatif sebab pergerakannya tidak terlalu fluktuatif.
Anak usaha IFG ini telah memiliki sebanyak 172.248 SID hingga akhir Mei 2023, atau naik hingga 51,83% dalam lima bulan pertama tahun ini.