EBuzz- Perkembangan industri jasa keuangan di indonesia kian pesat mengalami tumbuh kembang dengan menghadirkan berbagai fan keilmuan baru seiring dengan perkembangan era dan perkembangan teknologi. Salah satu fan keilmuan yang sangat sering dan familiar di kalangan analis yang digunakan untuk menentukan analisanya adalah ilmu teknikal. Dimana para pegiat atau analis teknikal ini bergabung dalam salah satu wadah besar bernama Asosiasi Analis Teknikal Indonesia (AATI).
Gideon M. Lapian selaku pelaksana tugas (PLT) Ketua Umum AATI menceritakan, sejarah pertama kali Asosiasi Analis Teknikal Indonesia (AATI) berkenalan dengan International Federation of Technical Analysts (IFTA) yang merupakan induk dari analis internasional adalah pada tahun 2000, lalu di tahun 2002, Mr Okamoto selaku ketua IFTA datang ke Indonesia dan bertemu dengan almarhum Muhammad Yusuf selaku salah satu founder dari asosiasi teknikal ini. Maka pada tahun 2000 tepatnya 6 Mei 2000 didirikanlah Asosiasi Analis Teknikal Indonesia (AATI).
Pada Tahun 2002 Mr Akamoto kembali datang ke Indonesia dan mendorong AATI untuk ikut serta aktif di dalam pergelaran IFTA secara internasional dan pada 2006 barulah AATI menjadi full member IFTA. Setelah sekian lama menjadi member IFTA, akhirnya AATI berhasil menyelenggarakan sertifikasi CFTe pertama kali di Indonesia pada tahun 2008.
Tokoh-tokoh pendiri Asosiasi Analis Teknikal Indonesia (AATI) sendiri adalah almarhum Muhammad Yusuf, Gideon M, Lapian, Muhammad Al-fatih, Indrahadi K. Kusuma dan Gusfironil. Didukung oleh tokoh-tokoh besar seperti Hasan Zein Mahmud dari pasar modal, Mustofa Pasar Modal, Pardi Kendy (perbankan), Djoko Wintoro (Akademisi), Profesor Roy Sambel dan lainnya.
Pendirian asosiasi ini dilatarbelakangi oleh keresahan para tokoh tersebut di mana toko-toko tersebut menyadari bahwa pasar finansial itu sangat kompleks dan dinamis, sementara keterbatasan publik dalam mendapatkan pengetahuan dan informasi yang memadai untuk memahami perilaku pasar sangatlah terbatas.
Maka diperlukan suatu tools atau metode dengan pendekatan yang simpel dan mudah dipahami oleh masyarakat finansial pada umumnya secara mudah. Pendekatan ini sejatinya mengedepankan pendekatan analisis teknikal sehingga dapat menjadi pengambilan keputusan transaksi pasar finansial yang praktis dan telah dikembangkan di berbagai pasar internasional maka dari itu diperlukan suatu wadah rujukan yang dapat mengakomodasi kebutuhan para pengguna analisis teknikal di Indonesia maka terwujudlah asosiasi analis teknikal Indonesia (AATI).
Gideon M. Lapian selaku pelaksana tugas (PLT) Ketua Umum AATI mengatakan dari keresahan itu timbullah visi-misi yang ada hingga saat ini, Kami ingin menciptakan masyarakat sadar investasi, mewujudkan masyarakat investasi keuangan yang dapat mengantisipasi perubahan pasar finansial dalam tatanan Global, lalu mampu mewujudkan komunitas analis teknikal yang memiliki integritas tinggi, bertanggung jawab, serta berkemampuan mengantisipasi setiap perkembangan pasar finansial yang dinamis.
Adapun misi yang diusung oleh aati adalah memasyarakatkan penggunaan analisis teknikal di Indonesia lalu mempromosikan kajian analisis teknikal Indonesia dalam masyarakat berinvestasi di sektor keuangan serta menjalin hubungan kerjasama yang harmonis antar lembaga serta antar stakeholder analis teknikal. Gideon juga menekankan bahwa keanggotaan AATI terbuka bagi seluruh peminat Analisis Teknikal seperti Analysts, researchers, lecturers, traders, investors, authors, etc dan lainnya.
Saat ini PLT Ketua Umum merangkap Sekertaris Umum adalah Gideon M. Lapian, CTAD , Bendahara Umum Indrawijaya Rangkuti, CTAD, lalu pada bidang edukasi dan riset ada Muhammad Makky Dandytra CFTe, dan Angelica Jonatan, CTA. Bidang Media adalah Mochamad Dzaky Nabil CTA, Bidang Hubungan antar lembaga ada Hendra Wardana CTA dan Rizard A.M Khan ,CTA.
Technical analis standar yang ada dalam AATI saat ini merujuk pada peraturan IFTA di mana CFTe sertifikasi internasional yang diselenggarakan oleh IFTA dan standarisasi analis teknikal dalam pasar finansial umumnya ada pula sertifikasi MFTa yaitu standarisasi pengembangan analisis teknikal yang sudah ada ataupun temuan baru Berdasarkan riset dan originalitas temuan kerangka pemikiran metode kepraktisan output secara domestik aati juga bekerja sama dengan LSPPM untuk sertifikasi RTA CTA dan CTAD sebagai salah satu sertifikasi profesi analis teknikal di pasar modal Indonesia Adapun ke depannya AATI sedang menyusun rencana untuk standarisasi analisis teknikal di pasar komoditi, pasar kripto dan perbankan .
Sementara itu Indra Wijaya Rangkuti MBA, CTAD, yang menjabat sebagai bendahara umum dari AATI dan juga Direktor of IFTA Bidang Keanggotaan, IFTA Ambassador Asia Tenggara mengatakan, Perlunya standarisasi lewat analisis teknikal dalam industri finansial dan keuangan ini agar menciptakan kepercayaan di pasar dan meminimalisir resiko interpretasi yang salah, dan juga sebagai analis standar itu sangat diperlukan sebagai dasar evaluasi.
Terkait integritas, Indrawijaya mengatakan anggota AATI akan di dimasukkan ke dalam sosial media, karena anggota AATI akan otomatis menjadi anggota IFTA, sehingga bisa menjadi refrensi BEI dan OJK jika ingin mengundang narasumber yang terekomendasi kan membahas pasar menggunakan disiplin ilmu teknikal bisa merujuk AATI, sehingga terhindar dari mal-mal praktik & fraud penggunaan gelar CTA, CFTe.
Saat ini lisensi teknikal terbanyak masih dikuasai oleh Jepang dengan jumlah 3 ribu orang, German 1.300 orang dan Inggris 1.200 an. Indonesia memiliki peluang besar mengembangkan ilmu teknikal ini dimana digunakan diseluruh industri keuangan. Kami berharap kedepan kerjasama dengan berbagai pihak bisa membawa pasar finansial Indonesia semakin besar dan momentum ini sebagai kolaborasi untuk misi besar kemajuan Indonesia.
Drs Budi Ruseno MM, CSA, CRP, yang juga Ketua Umum PPJKI (Perkumpulan Praktisi Jasa Keuangan Indonesia) mengatakan asosiasi analis teknikal Indonesia (AATI) harus bisa bersinergi dengan semua pihak di industri keuangan dan industri lainnya. Dimana beliau sendiri meggunakan Analis Teknikal dari Tahun 1988. Khususnya dengan bursa efek Indonesia, karena kita tau semua industri saat ini memang dekat sekali dengan pasar modal seperti Dapen, asuransi, perbankan dan lainnya berinvestasi di pasar modal Indonesia, maka kemajuan pasar modal ini juga harus turut didukung oleh temen-temen analis teknikal yang beretika dengan baik, kita harapkan industri jasa keuangan kita melalui analisis teknikal bisa terjaga dan tumbuh berkembang dengan baik.
“Analisis teknikal ini sudah menjadi bukti salah satu faktor pertumbuhan industri jasa keuangan kita khususnya di pasar modal. Tumbuhnya pasar modal ini tak lepas dari peran temen-temen Analis Teknikal. Keuangan industri keuangan kita akan semakin kokoh dengan terus dikembangkannya kompetensi standar analis,” tutup Budi Ruseno.