EBuzz – Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyampaikan bahwa masyarakat kecil yang berinvestasi saham sama seperti judi. Pasalnya, orang – orang seperti itu akan kalah dengan bandar yang memiliki pendanaan yang lebih besar.
Tentunya, pernyataan Presiden tersebut langsung mendapatkan respon dari berbagai pihak mulai dari kalangan investor retail, Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif, dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengungkapkan OJK terus memberikan edukasi dalam rangka meningkatkan literasi Masyarakat atas investasi di Pasar Modal agar masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup sebelum berinvestasi di pasar modal, terutama terkait dengan potensi risiko-risiko yang dihadapi di pasar modal.
Selain itu, OJK bersama dengan SRO dan menggandeng DSN MUI, akan terus berupaya untuk menyediakan alternatif investasi syariah di pasar saham.
“Masyarakat sebagai calon investor diharapkan membekali diri dengan pengetahuan yang memadai dan mempelajari terlebih dahulu produk-produk yang ditawarkan di pasar modal Indonesia, agar pilihan investasinya sesuai dengan profil risiko mereka,” ungkap Inarno melalui keterangan tertulisnya.
Disisi lain, OJK akan terus melakukan pengawasan dan penegakan hukum atas praktek-praktek kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang dapat merugikan investor kecil dan merugikan industri Pasar Modal Indonesia.
“Pasar Modal Indonesia diharapkan dapat menjadi tempat investasi yang aman dan menguntungkan bagi investor dan sebagai sarana penghimpunan dana bagi Perusahaan untuk mengembangkan usahanya termasuk juga dalam menyukseskan program-program Pemerintah dan target pertumbuhan ekonomi nasional,” sambungnya.
Kata Inarno, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 12 Desember 2024 menunjukkan nilai year to date (YTD) yang positif di angka 1,67% atau berada di level 7.394,24. Apabila dibandingkan dengan posisi akhir November 2024 dimana YTD sama dengan -2,18% atau pada 7.114,27, maka menunjukkan adanya perbaikan kinerja di Pasar Modal.
“Kami berharap rasa optimisme ini dapat terus dipertahankan, baik di akhir 2024 maupun di tahun depan,” pungkasnya.
Untuk tahun 2025, Inarno memandang masih ada ruang untuk kinerja di Pasar Modal untuk tumbuh positif. Hal ini sejalan dengan, program pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan beberapa strategi yang telah ditetapkan.
“Namun demikian tetap ada beberapa hal yang harus di waspadai, khususnya faktor global seperti tensi geopolitik dan kebijakan di negara lain yang dapat mempengaruhi ekonomi di Indonesia dan memberikan sentimen pada Pasar Modal,” tutupnya.