Lesunya Kinerja IDX High Dividend 20

EBuzz – Indeks IDX High Dividend 20 (HIDIV20), yang sebelumnya dikenal sebagai acuan bagi investor dalam mencari saham dengan dividen tinggi, kini mendapat sorotan. Mirae Asset Sekuritas menilai indeks ini tidak lagi sepenuhnya merepresentasikan saham-saham dengan dividend yield tinggi.

Head of Proprietary Investment Mirae Asset Sekuritas, Handyman Soetoyo, mengungkapkan bahwa dari 20 saham yang tergabung dalam IDX High Dividend 20, hanya delapan yang memiliki yield signifikan. Sementara itu, tujuh saham lainnya justru mencatatkan dividend yield rendah, beberapa bahkan di bawah 1%. “Apakah IDX High Dividend 20 bisa jadi acuan untuk mencari dividend yield tinggi? Sudah enggak, tidak selalu,” kata Handyman dalam acara Media Day: Secure Greater Returns with Dividend Stocks in 2025 di Jakarta, Selasa (14/1).

Handyman juga menyebutkan beberapa saham yang baru masuk ke dalam indeks HIDIV20, seperti UNVR, KLBF, ICBP, SMGR, INKP, TPIA, hingga BRPT, memiliki yield yang rendah. “IDX High Dividend gak selalu yield-nya tinggi,” tambahnya.

Menanggapi kritik tersebut, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa proses pemilihan saham untuk HIDIV20 tidak hanya didasarkan pada dividend yield. Faktor lain seperti pembagian dividen selama tiga tahun terakhir, nilai transaksi, kapitalisasi pasar free float, dan likuiditas saham juga menjadi pertimbangan. “Faktor-faktor tersebut memiliki bobot yang berbeda, sehingga bisa saja ada saham yang dividend yield-nya relatif kecil, tetapi faktor lain memiliki nilai yang cukup bagus,” jelas Jeffrey belum lama ini.

Ia menambahkan, pemilihan saham dalam indeks HIDIV20 mengacu pada Manual Indeks dan SOP yang telah ditetapkan. Untuk menjaga relevansi, BEI secara rutin meninjau kriteria-kriteria yang ada agar sesuai dengan kebutuhan pasar dan diterima oleh pelaku pasar.

Jeffrey juga mengakui bahwa beberapa saham dengan dividend yield tinggi justru tidak masuk atau keluar dari indeks HIDIV20. Sebagai contoh, BJBR memiliki yield sebesar 8,2%, BJTM 8,4%, BNGA 7%, dan BSSR bahkan mencapai 22%. “Ini menunjukkan bahwa dividend yield bukan satu-satunya faktor dalam pemilihan saham untuk indeks HIDIV20. Saham-saham ini mungkin tidak memenuhi kriteria lain, seperti likuiditas atau kapitalisasi pasar,” tambah Jeffrey.

Kondisi ini menjadi pengingat bagi investor untuk tidak hanya mengandalkan indeks sebagai acuan tunggal dalam memilih saham. Menurut Handyman, pendekatan yang lebih cermat diperlukan untuk memastikan saham yang dipilih benar-benar memenuhi tujuan investasi, terutama bagi mereka yang mengejar dividen tinggi. “Investor perlu melihat secara mendalam, tidak hanya berdasarkan indeks. Pastikan saham yang dipilih benar-benar memiliki potensi sesuai dengan kebutuhan portofolio mereka,” tutup Handyman.

spot_img

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini