EBuzz – Keputusan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) perlu dipertimbangkan dengan cermat. Analis sebutkan perlu kondisi fundamental IHSG yang kuat jadi penentu nilai saham secara jangka panjang.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia mengatakan, pelemahan IHSG dapat menekan minat investor dan harga IPO dalam jangka pendek. Dalam kondisi ini sebaiknya investor lebih berhati-hati. Namun, demikian hal ini tidak menurunkan minat investasi masyarakat. “Investor jangka pendek mungkin menunda investasi hingga IHSG stabil, namun investor jangka panjang tetap mempertimbangkan fundamental perusahaan dan prospek industri,” jelasnya, Kamis (20/6/24).
Menurut Wahyu, kondisi ini bisa menjadi peluang bagi investor ritel yang mencari investasi dengan modal kecil, utamanya emiten dengan emisi kecil. “Nilai emisi bukan satu-satunya penentu ketertarikan investor,” tambah Wahyu. Prospek pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas jauh lebih penting.
Wahyu melanjutkan, memilih waktu yang tepat untuk IPO adalah kunci sukses. Secara infrastrukturnya, emiten diharapkan melakukan promosi yang lebih efektif, seperti roadshow dan edukasi investor tentang prospek perusahaan, dilakukan untuk meningkatkan minat investor. “Struktur emisi harus sesuai dengan target investor, dan pastikan kualitas perusahaan memiliki fundamental yang kuat, manajemen berpengalaman, dan tata kelola perusahaan yang baik,” kata dia.
Meskipun pelemahan IHSG menambah tantangan, perusahaan dengan fundamental kuat dan prospek cerah tetap memiliki daya tarik bagi investor. Dengan strategi yang tepat, IPO di tengah kondisi pasar yang kurang ideal masih bisa mencapai kesuksesan. “Persiapan matang dan pemilihan waktu yang tepat adalah kunci untuk menarik minat investor dan mencapai target yang diharapkan,” pungkasnya.