EBuzz-Selama tiga bulan pertama tahun ini, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menderita rugi bersih Rp21,7 miliar atau membengkak 45,83 persen dibandingkan dengan rugi bersih di Kuartal I-2024 yang senilai Rp14,88 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan SSIA untuk periode berakhir 31 Maret 2025 yang dikutip Kamis (1/5), emiten pengendali NRCA ini mencatatkan pendapatan Rp1,07 triliun atau menurun 1,83 persen dibandingkan dengan Kuartal I-2024 yang sebesar Rp1,09 triliun.
Di tengah penurunan revenue tersebut, beban langsung yang dicatatkan SSIA justru melambung 10,72 persen (year-on-year) menjadi Rp868,77 miliar, sehingga laba bruto di Kuartal I-2025 merosot 35,02 persen (y-o-y) menjadi Rp199,47 miliar.
Pada periode Januari-Maret 2025, SSIA hanya mampu meraih laba usaha Rp56,07 miliar atau anjlok 38,93 persen (y-o-y). Adapun laba sebelum pajak penghasilan di Kuartal I-2025 tercatat Rp6,18 miliar atau melorot 37,51 persen dibandingkan dengan laba sebelum pajak penghasilan di Kuartal I-2024 yang sebesar Rp9,89 miliar.
Namun pada Kuartal I-2025, emiten kawasan industri ini bisa mencatatkan manfaat pajak sebesar Rp3,19 miliar, sehingga laba periode berjalan SSIA menjadi Rp9,38 miliar atau melambung 521,19 persen dibandingkan dengan laba periode berjalan di Kuartal I-2024 yang senilai Rp1,51 miliar.
Tetapi untuk periode berakhir 31 Maret 2025, SSIA mencatatkan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp21,7 miliar atau membengkak 45,84 persen dibandingkan dengan rugi bersih di Kuartal I-2024 yang senilai Rp14,88 miliar.
Lonjakan rugi bersih SSIA dalam tiga bulan pertama di 2025 tersebut dikarenakan perseroan mengatribusikan laba periode berjalan kepada kepentingan non-pengendali mencapai Rp31,08 miliar atau lebih tinggi 89,63 persen (y-o-y).
Per 31 Maret 2025, total ekuitas SSIA tercatat Rp7,99 triliun atau menurun 0,12 persen dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2024 yang sebesar Rp8 triliun. Adapun jumlah liabilitas hingga akhir Kuartal I-2025 sebesar Rp2,76 triliun atau membengkak 16,46 persen (year-to-date).