EBuzz – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya memperkuat stabilitas sektor jasa keuangan yang inklusif guna mendukung program prioritas pemerintah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam Pertemuan Industri Jasa Keuangan tahun 2025, OJK juga menyatakan optimistis kinerja sektor jasa keuangan di 2025 akan tetap positif sejalan dengan tantangan dan peluang yang dihadapi serta kebijakan-kebijakan yang akan diambil.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa, OJK memiliki empat kebijakan prioritas di 2025 untuk menjaga sektor jasa keuangan (SJK) agar tetap resilient sehingga mampu memberikan daya ungkit yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi.
Pertama, Optimalisasi kontribusi SJK dalam mendukung pencapaian target program prioritas Pemerintah. Kedua, pengembangan SJK untuk pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Ketiga, SJK yang kuat menjadi fondasi bagi tangguhnya perekonomian, sehingga menjadi prioritas kebijakan ketiga yaitu penguatan kapasitas SJK dan penguatan pengawasan. Dan, meningkatkan efektivitas penegakan integritas dan pelindungan konsumen dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat dan investor terhadap SJK.
“Mencermati berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi, serta kebijakan – kebijakan yang akan diambil, OJK optimis tren positif kinerja sektor keuangan di tahun 2025 akan berlanjut,” kata Mahendra di Jakarta. (11/2).
OJK Luncurkan Aplikasi Sipelaku dan Indonesia Anti Scam Center
Mahendra menambahkan, dalam PTIJK ini OJK meluncurkan Sistem Informasi Pelaku di Sektor Keuangan (Sipelaku) dan Indonesia Anti Scam Center (Pusat Pelaporan Penipuan Transaksi Keuangan). Di mana, Sipelaku adalah aplikasi yang memuat informasi rekam jejak pelaku pada lingkup sektor jasa keuangan yang dikelola oleh OJK untuk mendukung peningkatan integritas di sektor jasa keuangan.
“Aplikasi Sipelaku memuat informasi rekam jejak diantaranya profil pelaku, riwayat alamat, riwayat pekerjaan dan riwayat fraud. Data dan atau informasi yang dimuat pada Sipelaku bersumber dari Laporan Penerapan Strategi Anti Fraud (SAF) yang disampaikan oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) kepada OJK,” imbuhnya.
Dirinya juga menegaskan, tantangan dan ketidakpastian yang akan dihadapi di 2025, tidak akan lebih mudah. Pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 juga diprediksi masih akan berada dalam level terbatas. Perkembangan terkini perekonomian global menunjukkan pergerakan yang cenderung sideways dengan aktivitas manufaktur dan perdagangan global yang menunjukkan pelemahan.
“Hal ini mendorong stance bank sentral global sedikit dovish ke depan dengan mayoritas bank sentral menurunkan suku bunga kebijakan dalam tiga bulan terakhir,” tegas Mahendra.
Sementara, berdasarkan data OJK pasar saham domestik awal tahun 2025 ditutup menguat sebesar 0,41 persen per 31 Januari 2025 ke level 7.109,20. Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.319 triliun atau turun 0,14 persen mtd atau year to date (ytd). Sementara itu, non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp3,71 triliun mtd atau ytd.
Kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Pada Desember 2024, pertumbuhan kredit tetap melanjutkan double digit growth sebesar 10,39 persen yoy (November 2024: 10,79 persen) menjadi Rp7.827 triliun.
Sedangkan, pada sektor PPDP, aset industri asuransi di Desember 2024 mencapai Rp1.133,87 triliun atau naik 2,03 persen yoy dari posisi yang sama di tahun sebelumnya, yaitu Rp 1.111,30 triliun. Dari sisi asuransi komersil, total aset mencapai Rp 913,32 triliun atau naik 2,40 persen yoy. Adapun kinerja asuransi komersil berupa akumulasi pendapatan premi pada periode Desember 2024 mencapai Rp 336,65 triliun.