EBuzz – Emiten yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan pipa baja yakni PT Sunindo Pratama Tbk. (SUNI), berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) dalam rangka menjaga keyakinan terhadap pertumbuhan jangka panjang perseroan dan memberikan nilai tambah kepada pemegang saham.
Manajemen SUNI dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (16/4/2025) menyampaikan bahwa alokasi dana maksimal untuk aksi buyback ini adalah sebesar Rp80 miliar, tidak termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya-biaya lain yang terkait dengan pembelian kembali saham.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 8 POJK 13/2023, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor perseroan dan jumlah saham yang beredar yang harus dipenuhi oleh perseroan.
“Aksi buyback ini dijadwalkan akan berlangsung mulai tanggal 17 April 2025 hingga 15 Juli 2025, namun perseroan memiliki opsi untuk mengakhiri periode buyback lebih awal sebelum tanggal tersebut,” tulis manajemen SUNI.
Manajemen SUNI menjelaskan bahwa, di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi, aksi pembelian kembali saham ini menunjukkan keyakinan perseroan terhadap nilai intrinsiknya, bertujuan untuk mengoptimalkan struktur modal, dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
“keputusan buyback ini didasarkan pada pertimbangan untuk menjaga keyakinan terhadap prospek pertumbuhan perseroan dalam jangka panjang,” sambungnya.
Lebih lanjut, manajemen SUNI menambahkan bahwa aksi buyback ini juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) dapat dijual kembali di masa depan dengan nilai yang optimal apabila perseroan memerlukan tambahan modal.
Pelaksanaan buyback akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan, dengan memperhatikan ketentuan POJK 29/2023. Harga pembelian kembali saham ditetapkan maksimum sebesar Rp900 per lembar saham.
Manajemen SUNI juga memastikan bahwa aksi korporasi ini tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha, pendapatan, kinerja keuangan, dan likuiditas perseroan, mengingat posisi likuiditas dan arus kas perseroan saat ini dinilai cukup kuat untuk mendukung buyback dan kegiatan operasional sehari-hari.