EBuzz – Pergerakan saham PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) belakangan ini menarik perhatian pelaku pasar.
William Hartarto, Founder WH Project, menilai bahwa kenaikan saham AYLS lebih didorong oleh sentimen positif dari tren penguatan harga komoditas minyak kelapa sawit (CPO). Kendati demikian, William melihat saham AYLS lebih sebagai pilihan investasi jangka pendek bagi para trader.
“Untuk saham AYLS saat ini hanya menjadi pilihan alternatif. Hanya alternatif, di mana masa transaksi investor hanya sementara alias trading harian saja,” ungkap William dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (7/5/2025). (8/5).
Lebih lanjut, William menyoroti bahwa kenaikan harga saham AYLS saat ini tidak sejalan dengan fundamental kinerja keuangan perseroan yang masih mencatatkan kerugian yang cukup signifikan. Meskipun demikian, ia tetap memberikan rekomendasi strategi buy on weakness untuk saham AYLS dengan rentang harga antara 106 hingga 120.
“Kalau dari sisi faktor kinerja keuangan tidak pengaruh ke penguatan saham AYLS, justru secara year on year (YoY) kerugiannya makin dalam,” imbuhnya.
Sementara, Analis MNC Sekuritas, T. Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham AYLS dari sudut pandang teknikal. Ia menjelaskan bahwa saat ini posisi saham AYLS sedang berada dalam fase uptrendyang didukung oleh munculnya volume pembelian.
“Secara timeframe mingguan, penguatannya telah menembus MA20 dan dari sisi indikator lain, di mana MACD sudah mulai menyempit di area negatif dan berpeluang membentuk adanya goldencross. Dari Stochastic pun masih menunjukkan adanya potensi penguatan ke area overbought,” jelas Herditya.
Dirinya, memberikan level support AYLS berada di 78 dengan level resistance di 96, serta target harga terdekat di rentang 102-116.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham AYLS tercatat berada di level 129 pada penutupan perdagangan Desember 2024. Saat ini, harga saham perusahaan yang bergerak di sektor CPO tersebut berada di level 92, atau mengalami penurunan sebesar 28,68%. Sementara itu, meskipun penjualan AYLS tercatat mengalami peningkatan hingga Rp 311,35 juta, perseroan masih membukukan kerugian sebesar Rp 505,47 juta pada kuartal I-2025.