EBuzz – Pasar forklift di Indonesia diproyeksikan mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2025. Hal ini seiring dengan ekspansi sektor industri dan logistik yang terus berkembang pesat. Emiten yang bergerak di bidang ini, PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL), melihat prospek pertumbuhan signifikan di tahun 2025 dan seterusnya.
Direktur Utama PT Sarana Mitra Luas Tbk, Hadi Suhermin, menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia yang fokus pada pembangunan kawasan industri baru serta penguatan rantai pasok domestik dan internasional menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ini. Industri manufaktur, pergudangan, dan e-commerce yang semakin besar juga membutuhkan solusi alat berat yang andal untuk mendukung operasional mereka.
Dengan meningkatnya volume barang yang harus diangkut dan dikelola, forklift menjadi aset vital bagi banyak perusahaan.
“Transformasi menuju era digitalisasi dan otomatisasi turut mendorong perusahaan untuk memilih forklift yang lebih canggih. Forklift elektrik dengan efisiensi energi tinggi kini semakin diminati, mengingat manfaatnya yang signifikan dalam menekan biaya operasional dan mendukung standar ramah lingkungan. Di sisi lain, forklift bekas berkualitas juga menjadi alternatif menarik, khususnya bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang ingin meningkatkan produktivitas tanpa harus mengeluarkan investasi besar,” kata Hadi Suhermin dalam keterangannya kepada media, Senin (3/2/2025). (4/2).
Sarana Mitra Luas (SMIL) saat ini memiliki jumlah armada forklift sebanyak 4.000 unit, yang membuat bisnis perseroan bergerak positif dengan optimisme bahwa pendapatan di tahun 2024 akan mencapai Rp 400 miliar dan laba tahun 2024 optimis di angka Rp 90 miliar.
Kontribusi pendapatan tersebut disumbang dari 300 pelanggan. Selain itu, perseroan juga menjadi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) untuk forklift merek HELI, yang merupakan brand forklift terbesar asal China yang didistribusikan dan dijual di Indonesia sejak tahun 2024. Perseroan menargetkan kinerja selalu tumbuh sebesar 20% setiap tahunnya.
“Namun, untuk angka pastinya kami masih menyusun dalam proses audit dan akan terpublikasi dalam waktu dekat, di mana sebagai perusahaan Tbk kami memiliki kewajiban untuk menyampaikannya pada keterbukaan informasi BEI,” ujarnya.
Kinerja Keuangan SMIL di Q3-2024 Tumbuh Positif
Sementara secara likuiditas, SMIL memiliki kesehatan keuangan yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian di kuartal III-2024 dengan perolehan pendapatan Rp 267,9 miliar, meningkat 6,3% dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebesar Rp 252,1 miliar.
Laba bersih naik 5,3% menjadi Rp 56,6 miliar dari Rp 53,7 miliar, dengan margin konsisten di 21%. Ditambah lagi, SMIL baru saja mendapatkan suntikan dana segar untuk terus melanjutkan inovasi dan ekspansi bisnisnya dengan penerbitan Obligasi I Sarana Mitra Luas Tahun 2024 dengan jumlah pokok Obligasi sebesar Rp 300 miliar.
“Per September 2024, kami memiliki kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi Rp 164,77 miliar, naik signifikan dari periode tahun 2023 yang hanya Rp 50,73 miliar, dan posisi kas serta setara kas SMIL mencapai Rp 58,93 miliar,” imbuh Hadi.
Melihat kondisi ini, Hadi Suhermin optimis bahwa permintaan yang semakin beragam membuka peluang besar bagi pelaku usaha di sektor forklift. Dengan menawarkan produk dan layanan yang inovatif, seperti kontrak perawatan berkala, penyediaan suku cadang asli, dan jasa rekondisi unit, perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
“Pelaku bisnis yang mampu menyediakan solusi lengkap dan fleksibel diprediksi akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar yang semakin kompetitif,” pungkasnya.
Tren elektrifikasi dan otomatisasi menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan pasar forklift. Forklift elektrik diperkirakan menjadi pilihan utama karena keunggulannya dalam hal efisiensi energi dan biaya operasional yang lebih rendah dalam jangka panjang. Pemerintah juga turut mendorong penggunaan energi hijau, yang semakin memperkuat daya tarik forklift elektrik di pasar.
“Dengan semakin banyaknya kawasan industri baru yang bermunculan di berbagai wilayah Indonesia, permintaan terhadap forklift diproyeksikan terus meningkat. Kawasan-kawasan seperti Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi menjadi target utama, mengingat pertumbuhan infrastruktur dan aktivitas logistik yang pesat di wilayah-wilayah ini,” ujar Hadi Suhermin.
Secara keseluruhan, pasar forklift di Indonesia pada tahun 2025 menawarkan prospek yang sangat cerah. Pelaku usaha yang mampu beradaptasi dengan tren seperti digitalisasi, elektrifikasi, dan kebutuhan pasar yang beragam dipastikan dapat memperkuat posisi mereka di sektor ini, yang diperkirakan akan terus tumbuh hingga beberapa tahun mendatang.