EBuzz – PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), emiten pengembang real estat milik konglomerat Aguan yang juga dikenal sebagai pengembang kawasan CBD Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, menjadi sorotan setelah sukses mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham CBDK mengalami lonjakan signifikan, menyentuh batas Auto Reject Atas (ARA) pada hari pertama perdagangan, Senin (13/1/25).
Sebagai perusahaan tercatat ke-6 pada tahun 2025, CBDK berhasil menghimpun dana segar senilai Rp2,3 triliun melalui penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering). Dengan melepas 566,89 juta saham pada harga Rp4.060 per lembar, langkah ini menandai babak baru dalam ekspansi bisnis perusahaan. Namun, bagaimana kondisi keuangan CBDK sebelum IPO ini? Berikut adalah profil keuangan lengkapnya.
Berdasarkan laporan keuangan hingga 30 Juni 2024, CBDK mencatatkan pendapatan sebesar Rp969 miliar, turun 21,95% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,24 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya serah terima unit rumah tinggal dari 553 unit pada Juni 2023 menjadi hanya 140 unit pada Juni 2024, dengan penurunan nilai mencapai Rp503 miliar.
Meski demikian, pendapatan dari segmen real estat tetap menjadi tulang punggung perusahaan. Penjualan tanah kaveling dan rumah tinggal memberikan kontribusi terbesar, dengan margin laba bruto mencapai 57,88% pada semester pertama 2024.
Laba komprehensif perusahaan tercatat sebesar Rp480,69 miliar pada Juni 2024, turun 11,85% dibandingkan Rp545,32 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini sejalan dengan penurunan laba kotor akibat berkurangnya pendapatan serah terima unit properti.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan perusahaan juga mengalami penurunan sebesar 32,28%, dari Rp602,96 miliar pada Juni 2023 menjadi Rp408,30 miliar pada Juni 2024. Penurunan ini mencerminkan dampak langsung dari penurunan jumlah unit yang diserahterimakan.
Pada 30 Juni 2024, total aset CBDK tercatat sebesar Rp18,15 triliun, meningkat 6,20% dibandingkan Rp17,09 triliun pada 31 Desember 2023. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh kenaikan piutang tidak lancar dari pihak berelasi sebesar Rp1,24 triliun.
Aset lancar perusahaan turun 4,94% menjadi Rp9,17 triliun, terutama akibat penurunan piutang lain-lain dari pihak berelasi sebesar Rp687,61 miliar.
Di sisi liabilitas, total liabilitas meningkat 6,36% menjadi Rp10,01 triliun. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan liabilitas jangka pendek sebesar Rp1,6 triliun, terutama karena kenaikan uang muka pelanggan sebesar Rp1,70 triliun.
Namun, liabilitas jangka panjang turun signifikan sebesar 36,11% menjadi Rp1,93 triliun, seiring penurunan uang muka pelanggan jangka panjang sebesar Rp1,16 triliun.
Total ekuitas perusahaan tumbuh 6,00% menjadi Rp8,14 triliun pada Juni 2024, dari Rp7,68 triliun pada Desember 2023. Peningkatan ini didorong oleh laba komprehensif periode berjalan sebesar Rp480,6 miliar, meski sebagian digunakan untuk pembayaran dividen sebesar Rp20 miliar.
Strategi IPO
Dengan dana IPO sebesar Rp2,3 triliun, CBDK berencana mempercepat ekspansi bisnisnya, termasuk pengembangan kawasan strategis di PIK 2. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat modal kerja, menyelesaikan proyek berjalan, serta mengeksplorasi peluang investasi baru.
Prospek
Meski menghadapi penurunan pendapatan pada semester pertama 2024, CBDK menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat, terutama dengan fokus pada pengembangan real estat. Stabilitas margin laba bruto di atas 50% menjadi salah satu indikator positif dari efisiensi operasional perusahaan.
Keberhasilan IPO dan lonjakan harga saham di hari pertama mencerminkan optimisme investor terhadap prospek jangka panjang CBDK. Dengan rekam jejak solid di industri real estat dan dukungan dari induk usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), CBDK berpotensi menjadi pemain kunci dalam sektor properti domestik.