EBuzz-Fitch Ratings telah menaikkan asumsinya untuk harga spot minyak sawit mentah (CPO) acuan Malaysia untuk tahun 2025 dan setelahnya. Namun, kami terus memperkirakan pasokan minyak sawit yang lebih baik akan menghasilkan harga yang lebih lemah.
Kami menaikkan asumsi harga acuan menjadi USD800/ton (t) pada tahun 2025, naik dari USD750/t, dan sekarang kami mengasumsikan harga rata-rata USD700/t setelahnya, terhadap USD650/t sebelumnya. Asumsi kami yang lebih tinggi mencerminkan pemulihan yang lebih lambat dalam hasil panen Indonesia dan meningkatnya konsumsi biodiesel di negara tersebut. “Asumsi harga jangka panjang kami yang lebih tinggi didasarkan pada inflasi biaya dan ekspektasi kami akan penambahan yang terbatas pada areal kelapa sawit,” tulis Fitch Ratings dalam risetnya yang di kutip, Kamis (2/1/2025).
Harga minyak kelapa sawit melonjak pada kuartal keempat 2024 karena produksi yang lebih lemah di Indonesia dan Malaysia serta kemungkinan peningkatan permintaan dari pencampuran biodiesel yang lebih tinggi di Indonesia pada tahun 2025. Kami memperkirakan produksi CPO akan pulih pada tahun 2025, dibantu oleh La Nina yang lemah. Kami pikir harga CPO juga akan tertekan dalam beberapa bulan mendatang oleh persaingan dari minyak kedelai, yang sekarang lebih murah.
Fitch telah menaikkan asumsi harga untuk patokan spot minyak sawit mentah Malaysia menjadi USD800/ton untuk tahun 2025 dan USD700/t setelahnya. Kami sebelumnya mengasumsikan harga rata-rata USD750/t pada tahun 2025 dan USD650/t setelahnya. Asumsi kami yang direvisi mencerminkan pemulihan hasil panen yang lebih lambat di Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia, dan peningkatan konsumsi biodiesel di negara tersebut.
Meskipun terjadi kenaikan, asumsi kami menyiratkan bahwa harga akan melemah mulai tahun 2024, karena pasokan yang lebih tinggi dan persaingan dengan minyak kedelai. Lonjakan Harga karena Pasokan Lemah: Harga patokan CPO Malaysia melonjak melewati USD1.200/t pada awal Desember 2024, sebelum terkoreksi. Itu adalah level harga tertinggi yang dicapai sejak Juni 2022, mengangkat rata-rata tahun berjalan menjadi sekitar USD925/t, 10% lebih tinggi dari harga rata-rata tahun 2023.