GACC Apresiasi Komitmen Esta Indonesia (NEST) dalam Inovasi dan Standar Keamanan Pangan

EBuzz – Tim auditor General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) memberikan apresiasinya pada PT Esta Indonesia Tbk (NEST) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan dan ekspor sarang burung walet (SBW), karena memiliki komitmen tinggi pada inovasi maupun standar keamanan pangan (food safety).

Direktur Ekspor & Compliance NEST, Dian Rochayati Sri Utami mengungkapkan, proses audit GACC pada dasarnya mencakup beberapa aspek seperti dokumen legalitas, inovasi dan penelitian, hingga manajemen produksi perusahaan. NEST sendiri selama ini telah diakui oleh lembaga sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) PT SGS Indonesia, dan terdaftar sebagai pioner ekspor SBW ke Tingkok sejak November 2014 di The Certification and Accreditation Administration (CNCA) atau yang kemudian menjadi GACC.

Selain itu, NEST juga memiliki registrasi Produk Hewan Dalam Negeri (PHD) dan Nomor Kontrol Veteriner (NKV) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, serta tercatat sebagai Eskportir Terdaftar di Kementerian Perdagangan, sekaligus memiliki sertifikat halal.

“Nah pada saat audit ke NEST, kami sampaikan performa NEST dari sejak disetujui oleh CNCA pada November 2014 yang kemudian kami menjadi perusahaan ekspor SBW resmi pertama kalinya ke Tiongkok pada 13 Januari 2015. Kami sampaikan juga peningkatan ekspornya, dari dulu yang kapasitasnya hanya sekitar 4,5 ton sekarang bisa mencapai 28,5 ton. Kemudian kami sampaikan bahwa selain ekspor ke Tiongkok kami juga dapat melakukan pengiriman ke beberapa negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, Hong Kong, Singapura,” ungkap Dian dalam Siaran Pers. (11/12).

Menurut Dian, auditor GACC sangat terkesan melihat pabrik SBW di Indonesia yang kini sudah sangat jauh berkembang. Secara khusus mereka juga memberikan kredit pada dua perusahaan dalam hal penggunaan teknologi terbaru, yakni pada NEST yang juga memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) di rumah burung untuk memantau populasi dan sarang walet, kemudian pada PT Waleta Asia Jaya yang turut menggunakan AI dalam proses pemilahan (grading) bahan baku.

“Mereka (GACC) juga cukup berkesan karena perusahaannya bisa di-maintenance dengan baik, dilengkapi sistem yang terkomputerisasi dengan baik untuk tracebility-nya dalam sistem logistik dan produksi yang kemudian diintegrasikan melalui label di setiap produk SBW yang diekspor,” imbuhnya.

Diketahui,  GACC adalah lembaga kepabeanan yang menjadi representasi penting dari Tiongkok, sebagai salah satu negara pengimpor SBW Tanah Air terbesar di dunia. Lembaga ini memiliki agenda tiga tahunan untuk melakukan evaluasi dan monitoring secara langsung (on site) pada perusahaan di negara pengekspor, dimana agenda di Indonesia tahun ini berlangsung pada 14 – 19 Oktober lalu.

spot_img

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini