EBuzz – PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) semakin menegaskan komitmennya terhadap praktik pertanian terbaik (best practices agriculture) dan keberlanjutan (sustainability) dengan mendirikan fasilitas produksi Biomass EFB Pellet.
Inisiatif ini bertujuan menciptakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan tandan kosong (tankos) kelapa sawit sebagai bahan baku utama. Langkah ini sejalan dengan upaya mewujudkan industri hijau (green industry) sekaligus mendukung transisi energi hijau menuju Net Zero Emission.
Komisaris MKTR, Nadhif Kasyvilla, menyampaikan bahwa pengolahan produk samping kelapa sawit, yaitu tankos, menjadi EFB Pellet merupakan wujud konsistensi MKTR dalam melakukan inovasi yang memberikan kontribusi positif bagi industri sekaligus mendorong pengembangan transisi energi hijau di Indonesia.
Menurutnya, pembangunan fasilitas skala besar ini merupakan tindak lanjut dari keberhasilan Perseroan dalam mendirikan mini plant dengan kapasitas produksi 2 ton per hari pada tahun 2024.
“MKTR saat ini sedang dalam tahap awal pembangunan fasilitas produksi Biomass EFB Pellet terbaru ini dan dijadwalkan untuk memulai operasional (commissioning) menjelang akhir tahun 2025,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya. (2/5).
Nadhif menambahkan bahwa, inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi bagi green industry, tetapi juga menciptakan sumber pendapatan baru yang berkelanjutan bagi MKTR sebagai bagian dari langkah strategis perusahaan.
“MKTR berhasil menghasilkan produk Biomass EFB Pellet berkualitas tinggi dengan kandungan kalori yang tinggi serta kadar potasium dan klorin yang rendah. Karakteristik ini menjadikan EFB Pellet aman dan ideal untuk kebutuhan bahan bakar industri, terutama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama MKTR, Harry M. Nadir, menjelaskan selain berbasis inovasi, Perseroan juga akan melakukan optimalisasi aset yang akan mendorong pertumbuhan kinerja bisnis pada 2025. Salah satunya adalah fasilitas Kernel Crushing Plant (KCP) yang akan mulai beroperasi penuh pada tahun ini setelah diresmikan pada semester kedua 2024.
Fasilitas di KCP akan memeroses inti sawit menjadi minyak inti sawit yang memiliki nilai jual tinggi. Proses produksi akan berjalan 24 jam dalam sehari dan ditargetkan mampu menghasilkan sebesar 7.400 ton CPKO pada 2025.
”Perseroan menetapkan serangkaian strategi terintegrasi untuk memperkuat fundamental bisnis dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Fokus utama Perseroan adalah optimalisasi aset, inovasi produk, serta ekspansi agribisnis berkelanjutan, guna menyongsong pertumbuhan usaha yang konsisten dan berdaya saing,” ucap Harry.
Pemanfaatan Biomass EFB Pellet berbahan baku tankos dari MKTR, khususnya untuk PLTU, akan secara signifikan meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional. Hal ini akan mendukung target PT PLN (Persero) untuk mengkonversi 52 PLTU menjadi co-firing biomassa yang dimulai pada tahun 2025. Keunggulan EFB Pellet MKTR yang rendah kalium dan klorin juga memenuhi spesifikasi tanpa memerlukan proses pretreatment yang mahal, sehingga memberikan keunggulan biaya dibandingkan pelet kayu impor.