EBuzz-Sucor Sekuritas (AZ) mengungkapkan sejumlah rencana strategis dalam mendukung emiten untuk melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2025. Saat ini, terdapat tiga perusahaan yang telah lolos proses komite underwriting dan diharapkan dapat melanjutkan ke tahap registrasi di OJK. Emiten-emiten tersebut diproyeksikan akan melantai di bursa sepanjang tahun 2025, dengan nilai pasar minimal Rp500 miliar dan IPO proceeds minimal Rp75 miliar.
Menurut Bernadus Wijaya Direktur Utama Sucor Sekuritas, proses seleksi perusahaan yang akan IPO tidak hanya didasarkan pada market cap, tetapi juga mempertimbangkan berbagai indikator lainnya, seperti price-to-earnings ratio, price-to-book value, serta potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan. “Kami ingin memastikan setiap emiten memiliki fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan,” ujar Bernadus, Rabu (8/1/2025).
Proyeksi IHSG dan Tantangan Eksternal
Sucor Sekuritas optimistis IHSG dapat mencapai target 8.000 di tahun 2025. Namun, pencapaian tersebut bergantung pada berbagai faktor, termasuk stabilitas kebijakan domestik dan global. Salah satu perhatian utama adalah kebijakan The Fed terkait suku bunga. Penurunan suku bunga acuan sebesar 100 hingga 150 basis poin di Amerika Serikat diperkirakan akan memberikan dampak positif terhadap pasar saham global, termasuk Indonesia.
Selain itu, stabilitas politik dalam negeri juga menjadi faktor krusial. Meskipun pemerintahan baru telah terbentuk, investor masih menanti kejelasan arah kebijakan ekonomi dan politik. “Jika kebijakan dalam negeri lebih stabil dan jelas, maka optimisme investor terhadap pasar Indonesia akan meningkat signifikan,” tambah Bernadus Direktur Utama Sucor Sekuritas.
Sektor Energi dan Komoditas Jadi Sorotan
Sektor energi, terutama energi fosil seperti minyak, gas, dan batubara, diprediksi tetap menarik di tahun 2025. Fokus pemerintahan pada ketahanan energi dan proyeksi peningkatan permintaan energi di negara-negara seperti India dan China menjadi katalis positif bagi sektor ini.
Sementara itu, sektor nikel diproyeksikan menghadapi tantangan karena adanya oversupply di pasar global. Meskipun ada potensi kebijakan pemangkasan produksi, ketidakpastian kebijakan energi global membuat harga nikel cenderung sideways. “Untuk saat ini, energi fosil tampaknya lebih menjanjikan dibandingkan energi terbarukan,” kata Sucor Sekuritas.
Transformasi RAJA dan RATU
Salah satu emiten yang menjadi perhatian adalah saham Raharja Energi Cepu (RATU), yang baru saja dipisahkan dari perusahaan induknya, Rukun Raharja (RAJA). Langkah ini bertujuan untuk memberikan fokus pada pengembangan masing-masing segmen bisnis. Ratu akan fokus pada sektor upstream, sementara Raja mengelola midstream dan downstream. “Dengan fokus yang lebih tajam, diharapkan kedua perusahaan ini dapat mempercepat pertumbuhan bisnis mereka,” jelas Sukur Sekuritas.
Harapan Tahun 2025
Sucor Sekuritas berharap adanya stabilitas kebijakan di dalam dan luar negeri dapat menjadi fondasi pertumbuhan pasar modal Indonesia di tahun 2025. Dengan sektor energi yang menarik, potensi penurunan suku bunga, serta komitmen pemerintah untuk mendukung emiten, tahun ini diharapkan menjadi momentum penting bagi pasar modal Indonesia.