EBuzz – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pelaku industri perbankan optimis terhadap kinerja mereka di tahun 2025. Optimisme ini tercermin dari hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) triwulan I-2025 yang menunjukkan Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) berada di zona optimis, yaitu sebesar 66.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa optimisme ini didorong oleh ekspektasi terhadap stabilitas kondisi makroekonomi domestik dan berlanjutnya peningkatan intermediasi, meskipun kondisi makroekonomi global masih kurang kondusif.
“Keyakinan akan stabilitas kondisi makroekonomi domestik menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada triwulan I-2025 berada pada level optimis yaitu sebesar 53,” ujar Dian Ediana Rae dalam keterangan tertulisnya. (4/3).
Selain itu, mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan pada triwulan I-2025 masih terjaga dan terkendali. Hal ini tercermin dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 55, yang menunjukkan keyakinan bahwa risiko cukup manageable.
“Responden meyakini bahwa kualitas kredit tetap baik, Posisi Devisa Netto (PDN) pada level rendah dengan aset dan tagihan dalam valuta asing (valas) yang lebih besar dibandingkan kewajiban valas (long position), serta rentabilitas masih akan meningkat seiring dengan kenaikan penyaluran kredit,” tambah Dian.
Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada triwulan I-2025 juga optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 74. Optimisme ini didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik dan momentum Ramadan serta Idul Fitri.
Dalam SBPO, OJK juga menghimpun informasi terkait outlook ekonomi global dan Indonesia tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat akibat ketidakpastian kondisi global dan tensi geopolitik. Sementara itu, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh stabil didorong oleh penurunan suku bunga acuan, kebijakan ekonomi pemerintah yang pro pertumbuhan, dan inflasi yang terkendali.