EBuzz – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham untuk melakukan konversi sebagian utang perseroan kepada krediturnya dengan melakukan penerbitan saham baru melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Persetujuan tersebut diperoleh dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk Anindya Bakrie mengatakan, saham baru yang akan diterbitkan adalah sebanyak 13,35 miliar saham biasa Seri E setara 7,70% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan, dengan harga pelaksanaan Rp64 per saham. Pelaksanaan private placement dilakukan untuk mengkonversi utang Perseroan kepada Eurofa Capital Investment Inc (Eurofa) dan Silvery Moon Investment Ltd (SMIL), dengan nilai maksimal sebesar Rp 855 miliar.
“Alhamdulilllah, konversi utang menjadi saham baru ini akan memperbaiki posisi keuangan Perseroan. Sehingga Perseroan akan memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan berkurang, dan arus kas lebih kuat,” katanya. (28/11).
Sementara, Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti menegaskan bahwa utang perseroan kepada Eurofa senilai US$ 50 juta atau setara dengan Rp 750 miliar akan dikonversi menjadi saham baru sebanyak 11,71 miliar lembar.
Adapun, utang Perseroan kepada SMIL disepakati untuk dikonversi menjadi saham baru dengan nilai Rp105 miliar atau sebanyak maksimal 1,64 miliar lembar melalui skema private placement. Nilai tersebut merupakan sisa dari awal utang Perseroan kepada SMIL sebesar Rp 465,11 miliar yang telah diselesaikan Perseroan senilai Rp 360,10 miliar sampai dengan tanggal jatuh tempo 30 September 2024.
“Dengan disetujuinya penerbitan saham baru ini, maka utang Perseroan kepada Eurofa dan SMIL akan dikonversi menjadi modal ditempatkan dan disetor penuh dan seluruh utang Perseroan kepada Eurofa dan SMIL menjadi lunas,” terangnya.
Roy menjelaskan, aksi korporasi berupa private placement ini merupakan tahap akhir dalam rangkaian penyelesaian proses restrukturisasi utang Perseroan yang telah dijalankan sejak 2016.
“Setelah sekian tahun proses restrukturisasi berlangsung, disusul dengan aksi korporasi Kuasi Reorganisasi yang telah efektif pada 22 Agustus 2024 lalu Perseroan telah menghapuskan Saldo defisit senilai Rp19,5 triliun per 31 Desember 2023 berubah menjadi positif Saldo Laba ditahan Rp636,2 miliar per 30 September 2024,” tutupnya.
Kinerja Perseroan pada 9 bulan pertama tahun 2024 ini mengalami kenaikan laba bersih secara signifikan sebesar 383% dari Rp134,2 miliar tahun 2023 menjadi Rp649,2 miliar tahun 2024. Dengan keberhasilan Perseroan melaksanakan Kuasi Reorganisasi dan menyelesaikan restrukturisasi utang ini, maka postur neraca Perseroan jauh lebih ramping dan sehat setelah private placement ini.