EBuzz – PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA), perusahaan yang bergerak di sektor perdagangan, jasa konstruksi, dan industri pengolahan aspal, optimistis membukukan pendapatan sebesar Rp196,8 miliar sepanjang 2025. Proyeksi ini menunjukkan pertumbuhan 65,1% dibandingkan capaian tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp118,63 miliar.
Direktur Utama SOLA, Mochamad Bhadaiwi, menjelaskan bahwa proyeksi tersebut mengacu pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun Buku 2025. Tak hanya pendapatan, laba bersih juga ditargetkan melonjak signifikan menjadi Rp21,29 miliar, atau naik 318% dibanding realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp6,66 miliar.
“Pendapatan 2025 akan ditopang oleh proyek-proyek konstruksi dan pengadaan bernilai total Rp484,92 miliar,” ujar Bhadaiwi. (19/6).
Bhadaiwi menambahkan, keyakinan manajemen didasarkan pada sejumlah kontrak baru yang saat ini telah dikantongi dan diperkirakan akan terealisasi sebagian besar pada akhir tahun.
“Penyelesaian proyek jalan hauling 5 km senilai Rp49 miliar oleh anak usaha PT Aplikasi Bitumen Indonesia (ABI), kemudian kontrak jalan hauling 36 km senilai Rp277,2 miliar oleh ABI, kontrak jalan hauling 50,5 km senilai Rp416,97 miliar melalui KSO Arung ABI, di mana ABI memegang porsi 40% atau Rp166,78 miliar, dan kontrak supply Aspal Emulsi 3.800 MT senilai Rp40,96 miliar oleh PT Modifikasi Bitumen Indonesia, juga anak usaha SOLA,” pungkasnya.
Dirinya mengungkapkan, nilai kontrak baru yang signifikan tersebut diharapkan dapat mendongkrak kinerja keuangan secara keseluruhan. Selain itu, masuknya investor institusi asing ke dalam saham SOLA turut dilihat sebagai sinyal positif atas prospek jangka panjang perusahaan.
“Meski ada tantangan eksternal seperti fluktuasi nilai tukar dan harga komoditas—mengingat beberapa bahan baku masih diimpor—kami tetap menjaga keterbukaan informasi untuk memastikan kepercayaan pasar tetap terjaga,” ungkap Bhadaiwi.
Sementara itu, manajemen SOLA menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp3 miliar untuk tahun 2025. Dana tersebut akan berasal dari sisa hasil penawaran umum perdana saham (IPO) serta dari kontrak yang telah diperoleh.