EBuzz – PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge, penyedia infrastruktur jaringan internet, menargetkan 5 juta pelanggan internet murah dengan kecepatan 200 Mbps pada akhir tahun 2025.
Target ini diumumkan setelah Surge mendapatkan dukungan investor baru, Hashim Djojohadikusumo, Fadel Muhammad, dan Arwin Rasyid, serta memperoleh pendanaan Rp600 miliar melalui penerbitan obligasi dan Rp978 miliar dari BNI.
Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo menjelaskan, dana dari BNI akan digunakan untuk membangun 700 ribu homepass, yaitu jumlah rumah atau bangunan yang dapat dihubungkan oleh operator. Surge menargetkan 40 juta pengguna dalam 5 tahun ke depan.
Untuk itu, pihaknya akan bekerja keras agar dapat mencapai target yang telah dicanangkan dana bisa memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia.
“Dengan fundamental dan keuangan yang solid, kami berencana memberikan gebrakan baru bagi pengguna jaringan internet di Indonesia,” ujar Yune dalam acara buka puasa bersama investor di Jakarta, Kamis (20/3/2025). (21/3).
Menurutnya, Surge akan fokus pada segmen menengah bawah dengan menawarkan internet terjangkau seharga Rp100 ribu untuk kecepatan 200 Mbps. Hal tersebut didorong dari belum banyaknya pemain di industri yang menyasar segmen menengah ke bawah.
“Kami melihat pemain di industri ini belum ada yang menargetkan segmen ini. Padahal, potensi pasarnya sangat besar,” tambahnya.
Disaat yang bersamaan, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, menyatakan bahwa industri internet di Indonesia terus berkembang pesat. Pengguna internet saat ini mencapai 221 juta, dan jumlah penyedia internet telah meningkat signifikan dalam 5 tahun terakhir. APJII mendorong para penyedia internet untuk terus meningkatkan layanan mereka, baik dari segi cakupan maupun kualitas
“Layanan internet yang terjangkau dan berkualitas sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia,” kata Arif.
Arif juga menyoroti tantangan perizinan yang dihadapi oleh penyedia internet di Indonesia. “Perizinan yang tidak seragam di setiap daerah menjadi hambatan bagi pengembangan infrastruktur internet,” ujarnya.
Survei APJII tahun 2024 menunjukkan bahwa layanan internet yang paling terjangkau bagi masyarakat Indonesia adalah dengan harga Rp100-150 ribu.
“Kami berharap, dengan semakin banyaknya penyedia internet yang menawarkan layanan terjangkau dan berkualitas, penetrasi broadband di Indonesia akan meningkat,” tutup Arif.