Semalam OJK dan BEI Bahas Nasib IHSG Secara Tertutup, Ini Bocorannya

EBuzz – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar pertemuan lanjutan dengan jajaran pimpinan Self Regulatory Organization (SRO) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa malam (8/4/2025). Pertemuan ini dilakukan tak lama setelah acara pertemuan antara Presiden terpilih RI Prabowo Subianto dengan para pelaku ekonomi siang harinya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra tiba di Gedung BEI sekitar pukul 18.00 WIB dan disambut oleh para pimpinan SRO, termasuk Direktur Utama BEI Iman Rachman, Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat, dan Direktur Utama Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Iding Pardi.

Mahendra menjelaskan bahwa, fokus utama kali ini adalah mendapatkan pembaruan terkini mengenai kondisi pasar modal Indonesia setelah pembukaan kembali perdagangan di tengah gejolak ekonomi global.

“Kita ingin dapat update mengenai perkembangan pasca kita buka kembali ya, juga kan kita tahu bahwa kondisi globalnya tentu sekarang sedang sangat volatile ya, sehingga ingin pahami juga dampaknya kepada kondisi di bursa kita,” ujar Mahendra di Gedung BEI, Selasa (8/4/2025). (9/4).

Menurutnya, pembahasan dalam pertemuan tersebut juga menyentuh isu pendalaman pasar dan upaya peningkatan investasi. Salah satu poin penting yang didiskusikan adalah bagaimana mendorong partisipasi aktif investor institusi domestik untuk menanamkan modal secara proporsional di pasar modal.

“Diskusi serupa juga telah dilakukan dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk memperkuat keterlibatan investor lokal,” tuturnya.

Sebelumnya, dalam pertemuan siang harinya bersama Presiden Prabowo dan jajaran menteri, dirinya menyampaikan bahwa Presiden telah membentuk tim khusus untuk membahas dan merundingkan isu tarif dengan pendekatan yang saling menguntungkan, bukan melalui retaliasi.

Mahendra juga menuturkan bahwa Presiden Prabowo menekankan pentingnya deregulasi, simplifikasi perizinan, dan reformasi struktural sebagai bagian dari strategi menghadapi tekanan perdagangan global.

“Pemerintah juga fokus pada upaya menciptakan neraca perdagangan yang lebih seimbang sambil terus meningkatkan volume ekspor. Selain itu, Pemerintah melihat potensi jangka menengah hingga panjang dari kondisi global saat ini, termasuk peluang menarik investasi dan mengembangkan kapasitas industri dalam negeri,” pungkas Mahendra.

Mahendra menjelaskan bahwa negara lain dengan pasar domestik yang lebih kecil dan kapasitas produksi terbatas berpotensi lebih terdampak. Sementara Indonesia dapat memanfaatkan kekuatan pasar domestik dan kebijakan yang terukur untuk merespons tekanan global.

“Indonesia dinilai memiliki posisi tawar yang lebih baik dibandingkan negara lain dalam menghadapi tekanan tarif global karena kekuatan pasar domestik dan kebijakan paralel yang dapat diterapkan,” ucapnya.

Presiden juga menekankan pentingnya menjaga pasar domestik agar tidak menjadi sasaran dumping produk impor. Dalam hal ini, OJK mendukung penguatan peran aparat penegak hukum dalam mengamankan pasar domestik.

Mahendra berharap ketegasan sikap pemerintah ini dapat memberikan keyakinan kepada pelaku pasar. Ia menilai respons terkoordinasi dari pemerintah dapat menjadi sinyal positif bagi para investor dan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

“Secara spesifik mengenai pasar ya apakah itu rupiah apakah SBN apakah saham memang tidak masuk ke isu-isu teknis ya. Tapi Bapak Presiden mau menyampaikan pesan yang jelas mengenai apa yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah dalam berbagai hal termasuk juga dalam merespon dari kebijakan tarif pemerintah Amerika,” kata Mahendra.

Adapun pesan yang disampaikan Presiden dinilai cukup untuk membangun kembali kepercayaan pasar. Ia melihat adanya perhatian yang lebih komprehensif dari Presiden terhadap seluruh aspek perekonomian nasional.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini