EBuzz – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) secara resmi memulai rangkaian BNIdirect Capabilities Event Series dengan menggelar acara perdana di The Westin, Surabaya, pada Selasa (22/04/2025). Acara ini dihadiri sejumlah pimpinan teras BNI yakni GM Divisi Wholesale Digital Channel BNI, GM Wholesale Product & Partnership BNI, dan Kepala Department Head Macroeconomic Research BNI.
Mengusung tema “The Digital Edge: Redefining Transaction Banking Experience,” acara ini menjadi platform strategis bagi para pelaku usaha untuk menggali wawasan mendalam mengenai transformasi digital dalam sektor perbankan serta menjajaki berbagai peluang kolaborasi di bidang keuangan dan rantai pasok.
Dalam kesempatan tersebut, SEVP Corporate Banking BNI, Pancaran Affendi, menegaskan komitmen BNI untuk senantiasa mendampingi nasabah korporasi dalam menghadapi kompleksitas tantangan bisnis yang terus berkembang.
“BNI hadir sebagai mitra strategis yang proaktif untuk mendorong pertumbuhan bisnis nasabah melalui implementasi transformasi digital. Platform BNIdirect kami kembangkan secara khusus untuk membantu nasabah mengelola risiko yang kompleks dan meningkatkan efisiensi operasional secara signifikan,” ujarnya. (25/4).
Rangkaian kegiatan BNIdirect Capabilities Event Series ini terdiri dari tiga sesi utama, yaitu BNIdirect Capabilities Event, Training and Implementation, serta Supply Chain Event. Lebih dari 300 peserta yang terdiri dari para pengusaha, pengambil keputusan strategis, dan nasabah pengguna setia BNIdirect turut hadir dalam ketiga sesi acara yang informatif ini.
Sementara, Kepala Department Head Macroeconomic Research BNI Agnes HT Samosir memaparkan bahwa, perekonomian Indonesia menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan yang cukup baik sepanjang tahun 2024. Namun, memasuki tahun 2025, muncul tantangan baru dari dinamika global, terutama kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS).
“Kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian di pasar global dan berpotensi berdampak pada perekonomian domestik,” ujar Agnes.
Lebih lanjut, Agnes mengimbau para pelaku usaha untuk mewaspadai dampak dari potensi penerapan tarif resiprokal oleh mitra dagang utama AS. Meskipun dampak langsung terhadap Indonesia diperkirakan relatif terbatas karena eksposur perdagangan yang tidak terlalu besar, efek tidak langsung dapat menjadi lebih signifikan, terutama melalui potensi perlambatan ekonomi negara-negara mitra dagang utama AS, seperti Tiongkok.
“Di sektor keuangan, pelaku usaha juga perlu mencermati potensi volatilitas nilai tukar serta terbatasnya ruang penurunan suku bunga acuan. Untuk membantu pelaku usaha mengelola risiko pasar, BNI Treasury menyediakan beragam produk keuangan yang dirancang untuk menjaga stabilitas bisnis di tengah ketidakpastian global, seperti transaksi valuta asing, pasar uang, produk investasi berupa obligasi, depo swap, market linked, dan depoplus, transaksi derivatif/lindung nilai, BNI FX, dan BNI local currency settlement,” pungkasnya.
BNIdirect Capabilities Event Series ini akan terus berlanjut ke berbagai kota-kota strategis lainnya di Indonesia, dengan tujuan untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha serta memperluas pemanfaatan solusi digital BNI dalam ekosistem bisnis nasional secara keseluruhan.
Seperti diketahui, Surabaya dipilih sebagai kota pertama penyelenggaraan acara ini karena dinilai memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama dari sisi industri, rantai pasok (supply chain), ekosistem bisnis yang dinamis, serta tingginya kebutuhan akan digitalisasi layanan keuangan di wilayah Jawa Timur.