EBuzz – PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) menunjukkan kinerja keuangan yang mengesankan di awal tahun 2025. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 41,2 miliar pada kuartal pertama tahun ini.
Angka ini melonjak signifikan sebesar 28,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp 32,0 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham CBUT pada kuartal I-2025 mencapai Rp 13,29 per lembar.
Direktur Utama Citra Borneo Utama, Rorry Christian Tobing, menyatakan bahwa kinerja positif di kuartal pertama tahun ini sejalan dengan proyeksi perseroan untuk mencapai kinerja yang lebih baik di sepanjang tahun 2025. CBUT menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 40 persen, atau dipatok pada angka Rp 13 triliun.
“CBUT terus melakukan perbaikan dan inovasi pada fasilitas produksi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Kami juga melakukan penambahan lini produksi baru untuk pengemasan minyak goreng komersial,” jelas Rorry. (8/5).
Untuk mencapai target pertumbuhan yang ambisius tersebut, CBUT menerapkan sejumlah strategi bisnis. Salah satunya adalah pengembangan usaha melalui peluncuran produk minyak goreng komersial untuk memperluas pangsa pasar di dalam negeri.
“Perseroan juga terus memperkuat kerjasama dengan para pemasok yang kredibel serta para pembeli baik di pasar lokal maupun internasional,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Citra Borneo Utama, Ronny Hertantyo Raharjo, mengungkapkan bahwa perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 150 miliar untuk tahun 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan capex tahun sebelumnya yang sebesar Rp 80 miliar.
Adapun, sumber pendanaan capex ini berasal dari dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham (IPO), kas internal, dan fasilitas perbankan.
“Capex tahun ini akan difokuskan pada penyelesaian proyek yang sedang berjalan, serta pengembangan proyek minyak goreng dalam kemasan botol yang permintaannya cukup signifikan. Selain itu, capex juga dialokasikan untuk kebutuhan operasional lainnya,” terang Ronny.
Lebih lanjut, Ronny menyoroti tantangan ketidakpastian pasar global yang dipicu oleh perang dagang, yang diperkirakan akan terus memberikan tekanan terhadap harga komoditas.
Namun demikian, ia optimis bahwa keberlanjutan program biodiesel domestik akan memberikan dukungan positif terhadap stabilitas harga minyak kelapa sawit di pasar dalam negeri. Program ini dinilai penting dalam menyerap pasokan minyak kelapa sawit di pasar domestik.
“Penurunan harga minyak kelapa sawit yang terjadi baru-baru ini justru diperkirakan akan menjaga daya saingnya dibandingkan dengan minyak nabati utama lainnya,” pungkasnya
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, CBUT juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan (revenue) yang solid. Pada periode ini, revenue perseroan mencapai Rp 3,4 triliun, meningkat tajam sebesar 41,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,4 triliun.
Sementara itu, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 2,85 triliun, naik 34,22 persen dari Rp 2,12 triliun pada kuartal I-2024. Kendati demikian, pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi berhasil mendorong laba bruto perseroan naik signifikan sebesar 77,2 persen menjadi Rp 537,2 miliar, dibandingkan dengan Rp 303,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.