Harga Bitcoin Ambles di Tengah Redanya Ketegangan AS-China

EBuzz – Harga Bitcoin (BTC) mengalami koreksi tajam pada Kamis (12/6), sempat turun di bawah level $108.000 atau sekitar Rp1,75 miliar. Penurunan ini menyusul rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) bulan Mei yang naik menjadi 2,4% secara tahunan.

Kenaikan inflasi ini memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menunda pemangkasan suku bunga, sehingga menekan pasar kripto secara keseluruhan. Fyqieh Fachrur, Analis Tokocrypto, menyatakan, meski terjadi koreksi posisi Bitcoin saat ini masih berada jauh di atas rata-rata pergerakan kunci. Ini menjadi indikator bahwa kekuatan tren jangka menengah hingga panjang masih terjaga.

Ia menambahkan, investor tetap menunjukkan optimisme dengan terus mengakumulasi BTC, meskipun gagal mempertahankan level psikologis $110.000 atau sekitar Rp1,78 miliar sebagai support.

“Data on-chain menunjukkan arus keluar dari bursa tetap tinggi. Ini menandakan investor lebih memilih menyimpan asetnya dalam jangka panjang, bukan menjual. Tekanan beli inilah yang akan menjadi faktor penting dalam pemulihan harga,” jelas Fyqieh. (13/6).

Fyqieh menambahkan, secara teknikal jika Bitcoin mampu bertahan di atas level support kuat $106.265, maka ada peluang menuju pemulihan ke $110.000. Jika berhasil melewati level ini dan mengonfirmasinya sebagai support, BTC diproyeksikan dapat melanjutkan tren naik menuju level tertinggi sepanjang masa di $111.980.

“Namun, risiko penurunan masih ada jika tekanan makroekonomi meningkat. Jika BTC tergelincir di bawah $106.265, harga dapat meluncur ke kisaran $105.000, yang bisa membatalkan proyeksi bullish dalam jangka pendek,” imbuhnya.

Dampak Makroekonomi dan Kebijakan The Fed

Dari sisi makroekonomi, para pelaku pasar saat ini bertaruh bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini, dimulai dari pertemuan FOMC bulan September. Data dari CME FedWatch menunjukkan peluang sebesar 57% bahwa suku bunga akan turun menjadi kisaran 4%–4,25% pada bulan tersebut.

“Jika penurunan inflasi berlanjut dan The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneternya, ini bisa menjadi katalis tambahan bagi pasar kripto, termasuk Bitcoin, untuk melanjutkan penguatan,” kata Fyqieh.

Sementara itu, tekanan dari pemerintah AS terhadap The Fed juga terus meningkat. Presiden AS, Donald Trump dan Wakil Presiden AS, JD Vance, mendesak pemangkasan suku bunga sebesar 100 basis poin untuk meredam beban bunga atas utang negara.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini