EBuzz – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar Expose Kajian Hilirisasi Investasi Strategis Tahun 2024 di Jakarta.
Acara yang mengangkat tema “Hilirisasi Investasi Strategis: Ciptakan Nilai Tambah, Indonesia Maju”, dan dihadiri 150 peserta terdiri dari Kementerian dan Lembaga yang terkait, Asosiasi dan Pelaku Usaha, Akademisi, serta Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Sekretaris Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Sekretaris Utama BKPM Heldy Satrya Putera menyampaikan bahwa, Kajian Hilirisasi Investasi Strategis Tahun 2024 merupakan kegiatan lanjutan dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM yang sebelumnya telah menyusun Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis di tahun 2022 dan tahun 2023.
Di tahun 2024 ini, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menyusun tiga kajian yaitu Kajian Akselerasi Hilirisasi Investasi Strategis, Kajian Optimalisasi Hilirisasi Investasi Strategis, dan Kajian Dampak Hilirisasi.
”Dari kajian ini, kita dapat melihat perkembangan hilirisasi misalnya hilirisasi nikel, sudah sampai produk yang mana,” ucap Heldy. (25/12).
Kata Heldy, kajian Akselerasi memotret perkembangan investasi hilirisasi dari 28 komoditas, salah satunya Nikel yang memiliki dua sasaran utama hilirisasi yaitu produk stainless steel dan baterai kendaraan listrik.
Kajian kedua adalah Kajian Optimalisasi Hilirisasi Investasi Strategis yang terdiri dari tujuh komoditas yakni bauksit, aspal Buton, minyak bumi, gas bumi, biofuel, ikan tunacakalang-tongkol, serta rumput laut.
”Kami juga memotret, merekam apa saja permasalahan (komoditas) yang ada, supaya kita bisa optimalkan,” lanjutnya.
Kajian ketiga adalah terkait dengan Kajian Dampak Hilirisasi yang mengkaji dari sisi ekonomi, sosial, dan lingkungan pada dua komoditas utama, yaitu nikel dan kelapa sawit. Kajian ini menjelaskan bahwa komoditas hilirisasi seperti kepala sawit yang sering kali dianggap sebagai penyebab utama deforestasi, sebenarnya memiliki dampak positif yang signifikan jika dilihat dari berbagai aspek seperti menjadi bahan bakar.
”Jadi (kelapa sawit) mulai dari utamanya, produknya sampai cangkangnya semua sudah dimanfaatkan di dalam negeri,” pungkasnya.
Sebelumnya, pada Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis tercantum bahwa kebutuhan investasi di sektor hilirisasi sampai dengan tahun 2040 diproyeksikan sebesar US$ 618,1 miliar, terdiri dari US$ 498,4 miliar dari sektor mineral dan batu bara, US$ 68,3 miliar dari sektor minyak dan gas bumi, serta US$ 51,4 miliar dari sektor perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan. Selain itu, diproyeksikan adanya peningkatan ekspor sebesar US$ 857,9 miliar, peningkatan PDB sebesar US$ 235,9 miliar, serta penyerapan tenaga kerja mencapai kurang lebih tiga juta pekerja.
Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, kontribusi hilirisasi terhadap realisasi investasi periode Januari-September 2024 mencapai Rp 272,91 triliun atau setara dengan 21,6% dari total realisasi investasi.