EBuzz – PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) mencatatkan kinerja keuangan yang impresif di sepanjang kuartal I-2025, dengan membukukan pendapatan sebesar Rp 58,90 miliar di kuartal pertama tahun 2025 atau naik 126% secara year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 26,08 miliar.
Direktur Utama PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk Johannes mengungkapkan, kesuksesan perseroan dalam mencatatkan kinerja yang apik di Q1 2025 didorong dari fokus strategis untuk meningkatkan volume proyek dan diversifikasi ke pasar baru. Di mana, perusahaan telah mengelola operasinya dengan efektivitas dan menghasilkan efisiensi serta profitabilitas yang tinggi.
“Kami sangat senang dapat melaporkan hasil keuangan yang kuat untuk kuartal pertama tahun 2025. Komitmen kami untuk meningkatkan volume proyek, diversifikasi ke pasar baru dan secara konsisten menurunkan Tingkat hutang telah memberikan hasil yang luar biasa,” ungkap Johannes dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/5/2025). (7/5).
Lebih lanjut Johannes menambahkan, laba bersih perseroan berhasil tumbuh sekitar 238% dari sebelumnya hanya Rp 2,7 miliar menjadi Rp 9,3 miliar di kuartal I-2025. Pertumbuhan tersebut dikarenakan, efisiensi biaya keuangan akibat pelunasan sebagian utang bank di tahun 2025 dan adanya pendapatan lain dari bunga deposito dan keuntungan penjualan asset tetap.
“Pendekatan strategis dan efisiensi operasional yang Ɵnggi telah mendorong hasil yang luar biasa, memposisikan Perseroan untuk kesuksesan berlanjut di kuartal-kuartal berikutnya,” lanjutnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan perusahaan hingga kuartal I-2025. Perseroan mampu menurunkan total kewajiban dari Rp 60,4 miliar di akhir tahun 2024 menjadi hanya Rp 35,0 miliar di Q1-2025, atau turun hampir setengahnya. Sedangkan, untuk rasio Debt-to-Equity (DER) kurang dari 0,19x.
Angka yang sangat rendah ini selain menurunkan risiko usaha Perseroan, juga membuat Perseroan memiliki ruang gerak dan fleksibilitas yang sangat besar dalam hal Perseroan ingin melakukan ekspansi besar yang membutuhkan pendanaan bersifat utang (debt-based funding)