Lama Nyandar di Gocap! Fundamental Laba Rp349,58 miliar Dorong Saham Wulandari Bangun Laksana (BSBK) Bergerak Naik

EBuzz-Saham emiten properti PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) telah lama bersandar di gocap akhirnya berhasil bergerak naik. Berbeda dengan saham emiten lain yang bergerak naik karena sentimen akuisisi dan aksi korporasi. Saham BSBK merangsek naik karena sentimen fundamentalnya yang kuat.

Sejak tahun 2023, saham BSBK cenderung bersandar di gocap tanpa gerakan signifikan dan nilai transaksi di BEI hanya di angka Rp100 jutaan saja. Sedangkan beberapa hari terakhir saham BSBK ditransaksikan dengan frekuensi tinggi dan nilai mencapai miliaran rupiah. Rupanya emiten ini punya kabar terbaru yang membuat para pelaku pasar lebih optimis dengan kinerja dan performa bisnis yang dilakukan setelah keluarnya data laporan keuangan tahun 2024.

Wulandari Bangun Laksana (BSBK) mencatat lonjakan laba bersih yang signifikan sepanjang tahun 2024. Perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp349,58 miliar, meningkat 783% dibandingkan Rp39,59 miliar pada tahun 2023. Laba per saham (EPS) BSBK juga mengalami kenaikan, mencapai Rp13,93 pada akhir 2024 dibandingkan Rp1,58 pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan laba bersih ini terutama didorong oleh keuntungan dari perubahan nilai wajar properti investasi sebesar Rp270,58 miliar. Pendapatan usaha BSBK tercatat sebesar Rp361,49 miliar pada tahun 2024, naik tipis dari Rp347,09 miliar pada tahun sebelumnya. Namun, perusahaan berhasil menekan beban pokok pendapatan dari Rp134,14 miliar menjadi Rp104,40 miliar, sehingga laba bruto meningkat dari Rp212,95 miliar pada 2023 menjadi Rp257,08 miliar di 2024.

Dari sisi neraca, per akhir Desember 2024, BSBK membukukan total aset sebesar Rp2,86 triliun, dengan liabilitas Rp775,58 miliar dan ekuitas Rp2,09 triliun.

Secara umum, sektor properti Indonesia menunjukkan tren positif. Data Bank Indonesia mengindikasikan bahwa Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I 2024 tumbuh 1,89% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,74% (yoy).  Selain itu, penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan I 2024 meningkat signifikan sebesar 31,16% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,37% (yoy).

Optimisme terhadap sektor properti juga didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang kondusif. Penurunan suku bunga acuan BI dari 6,25% menjadi 6,00% pada kuartal 3 tahun 2024 mendorong pertumbuhan transaksi KPR dan KPA sebesar 58% pada kuartal 4 dibandingkan kuartal sebelumnya. Selain itu, program insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk pembelian rumah tapak ataupun apartemen siap huni hingga 31 Desember 2025 turut menjadi pendorong utama yang menjaga sektor properti tetap bertumbuh. 

Dengan berbagai indikator positif tersebut, sektor properti Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional pada tahun-tahun mendatang.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini