EBuzz – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) resmi menjalin kerja sama dengan PT Solusi Sinergi Digital Tbk-SURGE (WIFI) melalui anak usahanya, PT Integrasi Jaringan Ekosistem (WEAVE), guna mendukung pengembangan jaringan broadband rumah terjangkau di Indonesia.
Sebagai bagian dari kerja sama ini, BNI akan menyalurkan kredit investasi senilai Rp 978 miliar kepada WEAVE. Kredit investasi tersebut rencananya, akan digunakan untuk membangun jaringan internet untuk rakyat dengan kecepatan tinggi hingga 100 Mbps kepada 40 juta rumah tangga yang mencakup wilayah urban, sub-urban, dan rural di Pulau Jawa.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan bahwa sinergi ini akan membawa perubahan signifikan dalam menghubungkan masyarakat Indonesia dengan dunia digital, sejalan dengan komitmen bank yang dipimpin Direktur Utama Royke Tumilaar ini dalam mendorong transformasi dan implementasi layanan keuangan digital.
“BNI senantiasa mendukung inisiatif yang memberikan solusi nyata bagi kebutuhan masyarakat. Proyek ini tidak hanya relevan dengan visi digitalisasi nasional, tetapi juga menjadi bukti nyata peran perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” kata Okki dalam keterangan tertulisnya. (30/1).
Sementara itu, Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo mengungkapkan bahwa dengan biaya layanan yang terjangkau, jaringan ini akan memainkan peran penting dalam mendukung edukasi online, inovasi bisnis digital, serta aktivitas berbasis internet lainnya yang semakin esensial di era modern.
“Kami sangat bangga dapat bermitra dengan BNI untuk proyek penting ini. Akses broadband terjangkau bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal mewujudkan mimpi masyarakat untuk masa depan digital yang inklusif. Kami percaya bahwa proyek ini akan membuka peluang baru bagi jutaan keluarga Indonesia untuk maju,” ungkapnya.
Yune menegaskan, proyek yang dirancang untuk menjawab tantangan digitalisasi di Indonesia tersebut dijadwalkan dimulai pada tahun 2025. Saat ini, penetrasi broadband di Indonesia hanya mencapai 15%, salah satu yang terendah di kawasan Asia Tenggara. Kondisi ini menciptakan hambatan signifikan pada akses pendidikan serta pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
“Proyek ini menjadi langkah penting dalam perjalanan Indonesia menuju pemerataan digital yang inklusif dan berkelanjutan. Perusahaan juga berkomitmen untuk mengatasi kesenjangan digital dan memajukan pendidikan Indonesia,” ucapnya.