SIG Berdayakan 879 Perempuan Tangguh Lewat Inovasi Pupuk dari Limbah Ternak

EBuzz – Program Buah Manis Karya Wanita Tani atau Bumi Kartini yang digagas oleh PT Semen Gresik, anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), membuktikan bahwa inovasi sosial berbasis pemberdayaan perempuan mampu menciptakan dampak ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Sejak diluncurkan pada 2021, program ini telah menjangkau 879 perempuan di Desa Ngampel, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Berangkat dari tantangan ekonomi yang dihadapi perempuan desa dan kondisi lingkungan yang tercemar limbah, Bumi Kartini hadir sebagai solusi terpadu.

Menurut Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, keberhasilan Bumi Kartini merupakan bukti nyata bagaimana pendekatan ekonomi sirkular mampu menjadi solusi atas masalah sosial dan lingkungan secara bersamaan.

“SIG berkomitmen untuk terus memperkuat inovasi sosial yang inklusif dan berkelanjutan, khususnya di sekitar wilayah operasional. Bumi Kartini adalah model ideal pemberdayaan berbasis komunitas dan lingkungan,” tegas Vita. (23/7).

Selain itu, Koordinator Bumi Kartini sekaligus Ketua PKK Desa Ngampel Nikmatus Zahroatin menegaskan, program ini mendorong pemanfaatan pekarangan rumah untuk budidaya sayuran, pengelolaan limbah ternak menjadi pupuk organik, serta pembentukan bank sampah desa. Semuanya dijalankan bersama Pemerintah Desa Ngampel, BUMDes, Posyantek, dan PKK.

“Dulu tanah kami tandus, pupuk langka, dan pekarangan tak terpakai. Tapi setelah adanya dukungan dari PT Semen Gresik, pekarangan warga kini bisa menghasilkan sayur yang dikonsumsi sendiri dan dijual,” ujarnya.

Tak hanya soal sayur-mayur, Nikmatus menambahkan pencemaran Anak Sungai Lusi akibat limbah kotoran sapi juga diatasi melalui teknologi biokonversi limbah. Kotoran dan urin sapi diolah menjadi kompos dan biourin, yang kemudian digunakan untuk menyuburkan tanaman warga maupun dijual ke daerah lain.

“Langkah ini turut mengurangi emisi gas metana sebesar 1,64 ton CO₂ ekuivalen per tahun,” lanjutnya.

Dengan hasil panen sayuran rata-rata 1.405 kg per bulan dari 9.324 meter persegi pekarangan, serta produk turunan seperti keripik, selai, dan sirup, warga Desa Ngampel kini tidak hanya lebih mandiri, tapi juga lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini