Ebuzz – PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITM) mencatatkan kinerja operasional positif sepanjang enam bulan pertama 2025 dengan kenaikan produksi batubara dan volume penjualan. Pada semester I-2025, ITM membukukan total produksi sebesar 10,4 juta ton, naik 12% dibanding periode sama tahun lalu sebesar 9,3 juta ton.
Volume penjualan juga meningkat 8% year-on-year menjadi 11,7 juta ton. Melalui manajemen biaya yang ketat dan strategi efisiensi, ITM berhasil menekan beban pokok pendapatan 10% menjadi US$695 per ton dari sebelumnya US$774 per ton.
Namun, penurunan harga jual rata-rata batubara (ASP) sebesar 19% membuat pendapatan perseroan terkoreksi 12% menjadi US$919 juta. Meski demikian, ITM tetap mencatat laba bersih US$94 juta pada semester I-2025 dengan posisi kas kuat mencapai US$1,04 miliar.
“Tekanan harga jual batubara memang menjadi tantangan. Tetapi capaian ini membuktikan strategi efisiensi, manajemen biaya operasional, serta penguatan infrastruktur logistik mampu menjaga kinerja ITM. Perluasan pasar alternatif juga membantu menahan pelemahan permintaan dari pasar ekspor utama seperti Tiongkok,” ujar Presiden Direktur ITM, Mulianto, Selasa (9/9/2025).
Ke depan, ITM optimistis permintaan dan harga batubara berpotensi meningkat di paruh kedua 2025. Perseroan menargetkan produksi batubara tahun ini mencapai 20,8–21,9 juta ton dengan fokus pada efisiensi biaya dan optimalisasi aset.
Transformasi bisnis juga menjadi tonggak penting bagi ITM. Pada semester I-2025, perusahaan memperluas portofolio dengan membeli 9,6% saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (AKP/NICE) yang bergerak di sektor pertambangan nikel.
Langkah ini sejalan dengan strategi Energy Symphonics ITM, yang menekankan keselarasan berbagai sumber energi untuk mendukung transisi energi. Nikel dipilih karena perannya sebagai mineral strategis, baik untuk baja tahan karat maupun komponen energi bersih.
Di pilar energi terbarukan, ITM melalui anak usaha PT ITM Bhinneka Power telah mencatatkan kapasitas energi surya terkontrak 90 MWp hingga semester I-2025, tersebar di 14 provinsi. Pencapaian ini menegaskan posisi ITM sebagai salah satu pemain utama di sektor energi baru terbarukan berbasis surya.
“Pertumbuhan bisnis baru melalui ekspansi ke mineral strategis dan energi surya memperkuat keyakinan kami dalam menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan memastikan pertumbuhan berkelanjutan,” tutup Mulianto.