EBuzz – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak memberikan arahan khusus terkait pelemahan tajam pasar saham domestik pada perdagangan perdana pasca libur Lebaran, Selasa (8/4/2025).
“Secara spesifik mengenai pasar, apakah itu Rupiah, SBN dan saham memang tidak masuk ke isu-isu teknis ya,” kata Mahendra kepada wartawan di Gedung BEI Jakarta pada Selasa (8/4/2025) malam. (9/4).
Kendati demikian, Mahendra menjelaskan bahwa secara umum, Presiden Prabowo menyampaikan arahan dan pesan terkait respons pemerintah terhadap berbagai isu, termasuk kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Penjelasan tersebut mencakup langkah-langkah yang telah diambil, dampaknya, tindak lanjut yang akan dilakukan, serta visi penguatan ekonomi secara lebih luas ke depan.
“Jadi penjelasannya lebih secara umum tapi relevan dan berlaku untuk konteks setiap pasar pada gilirannya, karena elemen-elemen yang dijelaskan itu kan juga terkait dengan kondisi perekonomian, sentimen dari produsen, industri, konsumen, lalu kemudian bagaimana pemanfaatan dari sumber daya yang ada,” jelasnya.
Menurut Mahendra, arahan umum dari Presiden tersebut pada akhirnya akan berdampak pada kondisi pasar modal dalam negeri. Namun, ia menegaskan bahwa tidak ada komentar spesifik yang disampaikan terkait pasar modal dan anjloknya IHSG pada hari tersebut.
“Juga langsung diberikan arahan dari Bapak Presiden berbagai langkah tindak lanjut yang harus dilakukan di masing-masing isu dan sektor spesifik,” pungkas Mahendra.
Mantan Wamenlu ini menambahkan bahwa pembahasan yang dilakukan secara keseluruhan mencakup perspektif yang utuh mengenai pasar saham, valuta asing, dan Surat Berharga Negara (SBN). Dengan demikian, kondisi pasar diharapkan dapat dipahami tidak dalam konteks yang mengkhawatirkan jika dilihat secara terpisah.
Seperti yang diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan saat pembukaan perdagangan, merosot 9,19 persen atau 598,56 poin ke level 5.912 dari penutupan sebelumnya di 6.510. Kondisi ini bahkan menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt atau penghentian perdagangan sementara selama 30 menit.