EBuzz – PT Hero Global Investment Tbk (HGII), pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) yang berfokus pada energi baru terbarukan (EBT), menyampaikan apresiasi tinggi terhadap komitmen pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Komitmen ini terwujud dalam target transformasi bauran EBT hingga 61% atau 42,6 gigawatt (GW) dari total penambahan kapasitas listrik 69,5 GW dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Periode 2025-2034.
Direktur Utama HGII, Robin Sunyoto, menyatakan bahwa RUPTL 2025-2034, yang telah disahkan Menteri ESDM pada Senin (26/5/2025), bukan hanya sekadar rancangan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.
“Melainkan peta jalan masa depan energi Indonesia yang berkomitmen untuk mendorong transisi energi ramah lingkungan,” ujar Robin dalam keterangan tertulisnya,, Selasa (27/5/2025). (28/5).
Robin menekankan bahwa, RUPTL 2025 – 2034 merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam meningkatkan bauran energi hijau untuk mewujudkan target net zero emission. Selain itu, RUPTL ini juga memberikan ruang cukup besar terhadap investasi swasta dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di tanah air.
Dalam RUPTL terbaru, porsi EBT sebesar 42,6 GW akan didistribusikan yakni energi surya 17,1 GW, air 11,7 GW, angin 7,2 GW, panas bumi (geothermal) 5,2 GW, bioenergi 0,9 GW, dan nuklir 0,5 GW.
“Kami HGII siap mengakselerasi pengembangan EBT dan mendukung pelaksanaan RUPTL 2025 – 2034,” tegasnya.
RUPTL 2025-2034 merupakan rencana pemerintah dalam menyediakan tenaga listrik bagi masyarakat Indonesia dan menjadi pedoman dalam pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan.
Robin menegaskan, sebagai perusahaan yang telah mengelola pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) dengan total kapasitas 19 MW, HGII siap mendukung pemerintah dalam pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia.
Selain porsi EBT yang dominan, RUPTL 2025-2034 juga memberikan porsi investasi yang signifikan kepada pihak swasta atau IPP, yaitu Rp1.566,1 triliun atau 73% dari total investasi Rp2.133,7 triliun. Sementara itu, porsi PT PLN (Persero) adalah Rp567 triliun atau 27%.
Oleh sebab itu, kata Robin, HGII siap mendukung dan berkolaborasi dengan PLN dalam menjalankan RUPTL 2025-2034 untuk memanfaatkan potensi sumber energi baru terbarukan seperti air, surya, biomassa, dan biogas menjadi energi listrik bagi masyarakat, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“HGII memiliki pengalaman serta portofolio dalam mengembangkan dan mengelola EBT, sehingga siap untuk berkontribusi nyata dalam mendukung rencana pemerintah dan PT PLN (Persero) dalam menjalankan peta jalan ketenagalistrikan yaitu RUPTL 2025-2034,” ucap Robin.
Selain mengelola PLTM dengan total kapasitas 19 MW di Sumatra Utara, HGII juga turut berinvestasi dalam kepemilikan minoritas di Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) berkapasitas 3 MW di Provinsi Riau.
Berdasarkan data RUPTL 2025-2034, Sumatra mendapatkan porsi 9,5 GW, terbesar kedua dalam pengembangan EBT, setelah wilayah Jawa, Madura, dan Bali. Pengembangan pembangkit EBT di Sumatra periode 2025 – 2034 sebesar 9,5 GW didominasi air/hidro (PLTA dan PLTM) 4,94 GW, panas bumi (PLTP) 2,02 GW, bioenergi (PLTBg dan PLTBm) 60 MW, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) 250 MW, dan surya (PLTS) 1,61 GW.
Hal ini menjadi peluang besar bagi HGII untuk terus berekspansi pembangkit EBT di Sumatra, yang mana pada Januari 2025 lalu HGII telah berhasil menghimpun dana IPO sebesar Rp260 miliar untuk mengembangkan PLTA 25 MW dan PLTM 10 MW yang keduanya berlokasi di Sumatra Utara.