Lahendong, EBuzz – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) Area Lahendong, Sulawesi Utara, terus berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Mapalus Tumompaso, potensi masyarakat sekitar telah dikembangkan dan diberdayakan gunakan secara positif.
Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Ahmad Yani mengatakan hingga saat ini sudah ada lebih dari tiga ribu masyarakat sekitar yang dilibatkan dari hadirnya program Mapalus Tumompaso Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong. “Tentunya ini menjadi komitmen yang harus terus kami jaga dan tingkatkan,” ujarnya.
Ahmad Yani menjelaskan program Mapalus Tumompaso ini merupakan ekosistem ekonomi sirkular di Tompaso Raya, Kabupaten Minahasa yang berbasis potensi masyarakat sekitar. “Ekosistem ekonomi sirkular yang dibangun Pertamina Geothermal Energy ini berhasil mengedukasi lebih dari 1.400 masyarakat. Masyarakat juga jadi mendapatkan pekerjaan sampingan, hal tersebut membuat perekonomian meningkat,” katanya.
Ahmad Yani mengatakan bahwa hadirnya program ini ditujukan untuk menjawab tantangan lokal. Di antaranya bagaimana mengoptimalkan potensi kemampuan masyarakat yang tidak tersalurkan, potensi limbah sebagai sumber daya, serta potensi kolaborasi antar UMKM sekitar.
“Saat ini terdapat empat program dalam membangun ekosistem ekonomi sirkular, diantaranya Usaha Desa Wisata (SADEWI), Kelompok Usaha Bersama Mandiri dan Berdaya Maria (KUBEMADA), Usaha Ternak dengan EBT, dan Bank Sampah Setor Jo,” paparnya.
Untuk Usaha Desa Wisata (SADEWI), Ahmad Yani menjelaskan, masyarakat tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS). Dalam operasionalisasinya, kata dia, masyarakat telah menggunakan sumber energi dari PLTS sebagai sumber listrik dan mengeliminasi penggunaan genset. Yang mana daya tarik wisatanya adalah bersantai di bean bag dengan pemandangan Danau Tondano dari lereng Gunung Soputan dan bean bag tersebut diproduksi oleh Kelompok Usaha Bersama Mandiri dan Berdaya Maria (KUBEMADA).
Selanjutnya hadirnya limbah plastik yang ada di desa wisata ini disalurkan ke Bank Sampah Setor Jo. Hal ini menjadi bentuk terwujudnya sirkularitas usaha. “Bank Sampah Setor Jo memiliki 37 nasabah dan menjadi lokasi studi tiru oleh 13 desa di sekitar Minahasa. Bank sampah ini berhasil mereduksi limbah anorganik sebesar dua setengah ton per tahun dan organik dua ton per tahun,” ungkapnya.
Ahmad Yani menjelaskan bank sampah Setor Jo hadir untuk mengelola limbah organik dan anorganik yang mana limbah organik akan dijadikan eco-enzyme yang merupakan bahan utama desinfektan sekaligus parfum organik. Sebelum menjadi desinfektan terlebih dahulu dicampurkan dengan destilasi/minyak atsiri sereh wangi sehingga dapat digunakan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Esa Waya pada Unit Usaha Peternakan guna mensterilisasi kandang dan menjadikan kandang tidak berbau.
Semua usaha dari program CSR PGE Area Lahendong ini, kata Ahmad Yani, masih harus terus dioptimalkan. Sejauh ini, CSR PGE Area Lahendong berhasil mendapatkan empat
penghargaan, salah satunya penghargaan Subroto Award pada tahun 2021. “Apa yang sudah dilakukan dan diraih ini tentunya harus terus dijaga,” ujarnya.
Pembangkit Tenaga Listrik Panas bumi (PLTP) Lahendong ini tercatat telah beroperasi secara komersial sejak 2001. Aktivitas Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong ini menjadi tonggak sejarah pengembangan energi panas bumi di wilayah timur Indonesia.
Hingga saat ini, PGE telah mengoperasikan enam unit PLTP yang menjadi andalan pasokan listrik bagi wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo dengan total kapasitas terpasang sebesar 120 MW.