EBuzz – Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara terkait penurunan peringkat dan rekomendasi aset keuangan, termasuk saham Indonesia, oleh Bank Investasi dan pengelola aset global, Goldman Sachs.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan bahwa pihaknya menghormati keputusan tersebut, mengingat lembaga pemeringkat memiliki independensi tersendiri. Namun, BEI juga aktif menyampaikan fundamental Indonesia secara objektif kepada investor asing, serta mendorong emiten dalam negeri untuk menyampaikan informasi ke publik.
“Jadi kalau kami selalu meyakini dengan kondisi fundamental kita, investor asing kita harapkan nanti akan kembali lagi,” tutur Jeffrey saat ditemui di gedung BEI, Jakarta, Rabu (12/3/2025). (13/3).
Jeffrey menegaskan bahwa naik turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah mekanisme pasar, yang digerakkan oleh persepsi dan ekspektasi.
“Jadi pesan yang kita sampaikan ke pasar itu adalah otoritas, regulator itu hadir dalam kondisi-kondisi seperti ini. Kalau memang dibutuhkan kolaborasi dalam bentuk regulasi, tentu kami siap untuk memberikan dukungan,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Goldman Sachs menurunkan peringkat saham RI dari overweight menjadi market weight. Goldman juga menurunkan rekomendasi surat utang BUMN tenor 10-20 tahun menjadi netral. Penurunan ini terjadi setelah Goldman menaikkan proyeksi defisit fiskal Indonesia dari 2,5% menjadi 2,9% dari PDB.
Goldman mengungkapkan bahwa pasar keuangan Indonesia masih dalam tekanan akibat sentimen tarif dan perang dagang global, serta pelemahan ekonomi domestik. Ketakutan investor asing terjadi setelah Prabowo mengumumkan inisiatif pemangkasan dan realokasi anggaran, pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), dan program 3 juta rumah, yang dianggap dapat membengkakkan defisit anggaran.