EBuzz-Emiten pelayaran PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) secara aklamasi telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 46,69 miliar dari laba bersih tahun buku 2023. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar baru-baru ini.
Wawan Heri Purnomo, Sekretaris Perusahaan Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari, mengungkapkan bahwa setiap pemegang saham akan menerima dividen sebesar Rp 6,3 per saham. Jumlah ini mencerminkan sekitar 30 persen dari total laba bersih ELPI pada tahun 2023.
“Peningkatan jumlah dividen ini sejalan dengan lonjakan laba bersih yang kami capai sepanjang tahun 2023,” ujar Wawan. “Pada tahun ini, kami berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 155,85 miliar, yang tumbuh 55% dibandingkan laba tahun 2022 sebesar Rp 103,74 miliar.”
Sebagai perbandingan, pada tahun lalu ELPI membagikan dividen sebesar Rp 30,93 miliar dari laba tahun buku 2022, dengan setiap pemegang saham menerima dividen Rp 4,18 per saham. Kenaikan dividen per saham tahun ini mencerminkan performa keuangan yang semakin kuat dari ELPI.
Selain pembagian dividen, Wawan menjelaskan bahwa sekitar 10% dari laba bersih tahun buku 2023 akan dicadangkan. Sisanya akan dicatat sebagai laba ditahan untuk mendukung ekspansi dan pengembangan usaha di masa depan.
Dengan peningkatan dividen dan kinerja keuangan yang solid, ELPI menunjukkan komitmennya untuk terus memberikan nilai tambah bagi para pemegang sahamnya sambil tetap fokus pada pertumbuhan dan penguatan operasional di industri pelayaran.
Secara bisnis, Ekalya Purnamasari Pelayaran Indonesia (ELPI) mengumumkan strategi baru untuk meningkatkan efisiensi dan mengembangkan armada kapal ramah lingkungan. Fokus utama pada 2024 adalah konsolidasi operasi dan investasi pada kapal-kapal baru yang mendukung sektor energi, khususnya batubara dan minyak serta gas.
Dalam tes operasional terbaru, ELPI menggarisbawahi bahwa konsolidasi operasi mereka, khususnya dalam pengangkutan batubara dari tambang ke pelanggan, akan meningkatkan efisiensi melalui pengambilan keputusan yang lebih cepat dan penghematan biaya. Penggabungan beberapa fungsi juga akan mengurangi kebutuhan jumlah karyawan, yang diharapkan dapat mengurangi pengeluaran.
Secara internasional, Eka Taniputra, Direktur Utama ELPI menegaskan, tetap berkomitmen melanjutkan operasi seperti tahun 2023, dengan divisi offshore di Malaysia yang beroperasi dengan baik. Tahun ini, perusahaan merencanakan investasi sebesar Rp 1 triliun untuk pengembangan kapal baru.
Menurut roadmap lima tahun yang disusun pada 2020, LP telah mencatat perkembangan signifikan dalam usaha offshore internasional. Namun, kondisi global yang tidak stabil akibat perang di beberapa wilayah membuat pengembangan usaha baru menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, pada 2024, LP akan fokus pada sektor energi, terutama batubara dan minyak serta gas, yang dianggap memiliki prospek paling stabil.
ELPI akan mengalokasikan sumber daya untuk pengembangan kapal offshore (OSV) dan kapal pengangkut komoditas curah. Khusus untuk OSV, perusahaan akan fokus pada kapal PSV (Platform Supply Vessel) dan AHTS (Anchor Handling Tug Supply), yang memiliki tingkat permintaan tinggi dan stabilitas harga yang lebih baik dibandingkan jenis kapal lainnya.
Selain itu, ELPI juga telah merencanakan pembangunan tiga unit kapal baru, dengan satu kapal sudah tiba di Malaysia akhir minggu lalu. Dua kapal lainnya diharapkan siap pada pertengahan dan akhir tahun ini untuk mendukung operasi di luar negeri.
Strategi ELPI juga mencakup investasi dalam kapal ramah lingkungan. Bersama dengan galangan kapal, Perseroan telah mengembangkan proyek kapal diesel dual-fuel yang mengurangi pemakaian diesel hingga 20%, menggantikannya dengan bahan bakar gas. Hasil uji coba menunjukkan penurunan emisi karbon yang signifikan, yang diharapkan dapat diterapkan pada seluruh armada ELPI.
Secara finansial, kontribusi dari sektor minyak dan gas serta sektor batubara hampir seimbang dalam hal pendapatan. Namun, laba dari sektor minyak dan gas jauh lebih tinggi, mencapai 30-35% dibandingkan sektor batubara yang lebih rendah. ELPI berencana mengoperasikan lebih banyak kapal milik sendiri untuk mengurangi biaya sewa dari pihak ketiga, yang diharapkan dapat meningkatkan laba bersih perusahaan.
ELPI juga melihat peluang besar di Sumatera, mendapatkan kontrak pengangkutan batubara untuk mendukung PLTU di Suryalaya, serta peluang untuk mengangkut material konstruksi untuk proyek IKN. Di sisi offshore, ELPI berencana memperluas operasi ke negara lain seperti Brunei dan Dubai.
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap lingkungan, ELPI telah memasukkan kata “sustainable” dalam visi perusahaan, berupaya untuk menjadi pemimpin dalam perubahan positif di sektor perkapalan dan logistik. Upaya ini termasuk bekerja sama dengan badan klasifikasi Indonesia untuk menyusun regulasi kapal ramah lingkungan.
Dengan fokus pada efisiensi operasional dan pengembangan armada ramah lingkungan, ELPI optimis bahwa strategi ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan dan keberlanjutan lingkungan di masa depan.