EBuzz – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar National Forum of Financing Services and Microfinance 2025 (NFSM 2025) bertema “Contribution of Financing Services and Microfinance Institutions to the National Economy” dengan tagline “Bright Ideas, Bold Moves, Stronger Impacts” di Jakarta, Selasa (12/8/2025).
Forum ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat pemahaman publik mengenai kontribusi sektor pembiayaan dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dalam mendorong ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan forum ini menjadi wadah diskusi mendalam bagi pemangku kepentingan industri PVML (Perusahaan Pembiayaan, Modal Ventura, LKM, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya).
Menurutnya, inovasi di sektor ini melahirkan beragam produk pembiayaan yang disertai risiko dan kompleksitas, sehingga diperlukan strategi mitigasi yang tepat.
“Risiko harus dipandang sebagai tantangan untuk dikuasai, dihitung, dan dimitigasi agar menghasilkan sistem yang kuat, teruji, dan berkelanjutan,” ujar Mahendra.
OJK Terus Menyempurnakan Regulasi PVML
Ia menambahkan, karakteristik unik PVML dibanding lembaga keuangan lain menuntut kebijakan, pengaturan, dan pengawasan yang sejalan dengan UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
“OJK juga terus menyempurnakan regulasi PVML melalui penguatan, deregulasi, dan penyederhanaan aturan, sekaligus memperluas business matching di daerah untuk menghubungkan lembaga keuangan dengan pelaku UMKM,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas PVML OJK, Agusman menyebut, NFSM 2025 sebagai flagship event pertama di sektor PVML. Ia menekankan pentingnya deregulasi agar aturan selaras dengan dinamika industri dan mampu memperkuat daya saing.
Kegiatan ini melibatkan sinergi OJK, kementerian/lembaga, serta pelaku industri pembiayaan, modal ventura, pergadaian, Layanan Pendanaan Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI), dan LKM.
“OJK berharap NFSM 2025 menjadi momentum awal sinergi lintas sektor, tak hanya untuk solusi jangka pendek, tapi juga membangun fondasi menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Agusman.
Berdasarkan data OJK hingga Juni 2025, aset PVML tumbuh 4,02% year-on-year menjadi Rp1.049,63 triliun, dengan 742 entitas pelaku industri. Penyaluran pembiayaan naik 4,30% yoy menjadi Rp955,97 triliun, terdiri dari Rp844,14 triliun pembiayaan konvensional (88,30%) dan Rp111,83 triliun syariah (11,69%). Dari jumlah tersebut, Rp272,05 triliun disalurkan khusus untuk UMKM.