Emiten entitas BUMN PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) telah merilis laporan keuangan kuartal I-2024. Dalam laporan kinerja keuangan selam 3 bulan itu tercatat bahwa pendapatan dan laba perseroan mengalami penurunan.
Dalam laporan keuangan IPCC yang di kutip, Kamis (2/5/2024). IPCC hanya meraup pendapatan operasi senilai Rp175,63 miliar atau turun 8,11 persen dibandingkan periode sama tahun 2023 yang tercatat Rp191,15 miliar.
Dengan begitu maka laba tahun berjalan IPP juga ikut ambrol hingga 9,32 persen jadi Rp38,38 miliar dari sebelumnya Rp42,33 miliar.
Manajemen IPCC dalam keterangannya menyebut bahwa perseroan langsung dihadapkan dengan kontestasi politik pelaksanaan pemilu dalam negeri dan kondisi geopolitik internasional yang menyebabkan penurunan cargo ekspor khususnya pada bulan Januari dan Februari. Hal tersebut secara tidak langsung berpotensi mempengaruhi keseluruhan jumlah cargo yang ditangani IPCC. Kondisi ini juga membuat sebagian masyarakat melakukan penundaan dalam membeli kendaraan, khususnya mobil, sambil melihat kondisi perekonomian yang membaik. Dalam menjawab dinamika tersebut, Perusahaan terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang mampu beradaptasi dengan teknologi terbaru seperti sertifikasi keahlian bagi SDM bidang operasional.
Pada Triwulan I Tahun 2024, IPCC telah melayani cargo internasional sebesar 96 ribu unit yang terdiri dari CBU baik impor maupun ekspor, alat berat, truck/bus dan general cargo dimana terdapat penurunan secara keseluruhan, khususnya cargo CBU sebesar 17,25% YoY. Namun kondisi ini bersifat sementara dan diperkirakan bergerak normal pada kuartal berikutnya. Secara total, situasi ini berimbas pada laba bersih Perseroan yang tercatat turun 9% dari tahun sebelumnya dengan periode yang sama.
Sejalan belum tercapainya kinerja keuangan IPCC pada Triwulan I 2024, Perusahaan telah menetapkan langkah-langkah strategis untuk mendongkrak pendapatan di tahun 2024 secara keseluruhan diantaranya: ekspansi bisnis kerjasama layanan VDC (Vehicle Distribution Centre) dengan automaker Jepang, penjajakan potensi kerjasama layanan cargo CBU mobil listrik Tiongkok, rencana kolaborasi Anorganik Car Carrier IPCC dengan logistic company serta implementasi single billing sebagai bentuk optimalisasi layanan operasional kepada para pelanggan.
Sugeng Mulyadi, Direktur Utama IPCC mengatakan “Kami percaya pada Triwulan berikutnya IPCC mampu mengejar ketertinggalan ini mengingat kegiatan ekspor pada bulan Maret telah berjalan normal dan cenderung mengalami peningkatan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja Perusahaan adalah dengan penerapan skema single billing didukung dengan standarisasi dan transformasi layanan operasi. Diharapkan proses operasi menjadi semakin seamless antara IPCC dan Mitra Perusahaan Bongkar Muat yang beroperasi di IPCC Branch Jakarta, sehingga mempertegas posisi IPCC sebagai penyelenggara kegiatan operasional. Untuk meningkatkan kinerja Perusahaan, kami sedang melakukan kolaborasi dan sinergi bersama asset management dan perusahaan sekuritas untuk meningkatkan value Perusahaan serta likuiditas saham termasuk usulan pemberian dividen yang menarik. Saat ini posisi kas Perusahaan juga sangat kuat dan tidak memiliki hutang/pinjaman berbunga seperti pinjaman kepada perbankan, obligasi dan jenis lainnya sehingga mampu untuk melakukan ekspansi bisnis kedepannya melalui dana internal Perusahaan.”
“Selain berbagai rencana untuk mendongkrak pendapatan, IPCC saat ini sedang fokus untuk melakukan efisiensi dari berbagai proses bisnis sehingga diharapkan dapat memberikan layanan yang semakin efisien guna memberikan nilai tambah bagi para pelanggan IPCC salah satunya melalui implementasi program single Enterprise Resources Planning (ERP) dan digitalisasi operasi, tutup Wing Megantoro (Direktur Keuangan dan SDM).”