Jakarta, EBuzz – PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (IDX:MENN) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif disepanjang triwulan-III 2023. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan pendapatan perseroan yang tumbuh sebesar 42 persen dari periode yang sama tahun lalu, serta nett profit juga ikut mengalami pertumbuhan sebesar 35 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Tidak hanya itu, perseroan juga berhasil menjaga tingkat Deep Equity Ratio (DER) disepanjang Q3 2023. Dimana total aset perseroan berhasil naik sebesar 229 persen menjadi 43 miliar, dan liabilitas yang menurun.
Direktur Operasional PT Menn Teknologi Indonesia Tbk Edrick Pramana mengungkapkan, meningkatnya kinerja keuangan perseroan sampai triwulan-III 2023 ini tidak terlepas dari kondisi perekonomian Indonesia yang juga mulai mengalami perbaikan. Selain itu, strategi bisnis yang telah dicanangkan oleh manajemen berhasil dijalankan dengan baik sehingga hal tersebut memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
“Tidak bisa dipungkiri kalau saat ini, kondisi perekonomian Indonesia juga mulai membaik. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan-II 2023 tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen(yoy) dibandingkan dengan triwulan-I yang tumbuh mencapai 5,04 persen (yoy)”, ujarnya dalam Webinar Dengan Komunitas Win Rider melalui aplikasi Zoom pada Rabu (11/10).
Sementara itu, seiring dengan bertumbuhnya kinerja keuangan hingga triwulan-III 2023, Perseroan juga telah berhasil menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan logistik terbesar asal Korea Selatan yaitu Kukbo Co, Ltd. Adapun nota kesepahaman yang telah terjalin antara MENN dengan Kukbo yaitu berupa penyediaan layanan solusi bisnis TI untuk bisnis di sektor logistik dan maritim, dan akan berpartisipasi dalam proyek pengembangan relokasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.
“Kerja sama antara MENN dengan Kukbo Co, Ltd. meliputi antara lain menyediakan layanan solusi bisnis TI untuk bisnis logistik darat dan maritim, serta membangun dan mengoperasikan perangkat lunak logistik dan sistem logistik pintar di India. Dan, kedua perusahaan bekerja sama untuk mewujudkan hal ini”, tambahnya.
Diharapkan dengan adanya kerja sama yang telah terjalin ini, dapat mengurangi biaya logistik yang ada di Indonesia. Dimana saat ini berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, biaya logistik nasional mencapai 14,29 persen dari Product Domestic Bruto (PDB). Artinya, angka tersebut sudah cukup baik dibawah 15 persen. Dan pemerintah menargetkan di tahun 2045, biaya logistik bisa menyentuh angka 8 persen dari PDB.