EBuzz – Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono terang – terangan tidak ada pembahasan mengenai nasib Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kabinet Prabowo dan Gibran mendatang. Sebab, menurut Thomas dalam pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut hanya membahas mengenai substansi APBN 2024 dan RAPBN 2025 mendatang.
“Kenapa ini penting dua-duanya? Karena ini adalah masa transisi, Pak Presiden Terpilih akan nanti menjadi Presiden tanggal 20 Oktober dan Ibu menkeu merasa perlu memberikan Presiden Terpilih saat ini posisi-posisi APBN kita di tiga bulan terakhir,” kata Thomas di Kantor Kemenkeu, Jakarta. (11/6).
Dalam pertemuan tersebut, pembahasannya adalah meminta lagi arahan-arahan dari Presiden Terpilih mengenai program-program tahun depan dan juga menginformasikan ke Presiden Terpilih mengenai dinamika ekonomi global. Jadi sekali lagi pertemuan itu sangat baik, sangat hangat dan sangat subsantif.
“Tapi tentu dilanjutkan dengan pembahasan yang sangat dalam mengenai RAPBN 2025 yang mudah-mudahan akan diiktok oleh DPR di minggu depan,” ucapnya.
Sementara itu, terkait dengan rencana pembentukan Kementerian dan Lembaga baru di era Pemerintahan Prabowo dan Gibran. Thomas melanjutkan, pihaknya tengah membicarakan dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
“Tentunya ada, tapi kan ini hal-hal karena prosesnya sedang berlanjut. Kalau nggak salah minggu depan DPR akan menentukan. Jadi kita tunggu saja ke situ, tapi tentunya bahasan-bahasan itu ada dan sudah dikoordinasikan,” sambungnya.
Sedangkan, ketika disinggung mengenai nasib Sri Mulyani di Kabinet Prabowo dan Gibran. Thomas menyatakan bahwa tidak ada pembahasan mengenai posisi untuk mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.
“Tidak ada. Kita tidak memberikan, tidak ada bahasan sama sekali mengenai posisi dan apa, baik itu antara Srimul dan Pak Prabowo maupun secara keseluruhan Kabinet. Tidak ada sama sekali. Kita bicara substansi APBN,” tutup Thomas.