EBuzz – Kementerian Perhubungan memberikan sinyal terdapat sejumlah investor yang telah menyatakan minatnya untuk melanjutkan pembangunan jaringan kereta cepat dari Jakarta hingga Surabaya. Namun demikian, pihaknya belum mau memberikan identitas calon investor yang tertarik dalam proyek tersebut.
Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana dalam acara International Confrence on Infrastructure di Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Suntana mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan, termasuk yang terlibat dalam proyek Kereta Cepat Whoosh, telah menyatakan minat untuk melanjutkan pembangunan jaringan kereta cepat dari Jakarta menuju Semarang atau Surabaya. Hal ini dilakukan guna memperluas jangkauan transportasi modern di Indonesia.
“Berapa perusahaan itu tertarik untuk melanjutkan programnya, termasuk yang Woosh ini ya,” kata Suntana. (12/6).
Wamenhub menjelaskan bahwa pengembangan proyek lanjutan kereta cepat Whoosh sedang mempertimbangkan dua opsi jalur yang memungkinkan, yaitu jalur selatan maupun jalur utara Pulau Jawa. Pemilihan jalur ini akan melalui kajian mendalam untuk memastikan efisiensi waktu dan manfaat maksimal bagi mobilitas penumpang dan logistik nasional.
“Akan tetapi, semuanya kami lakukan untuk lebih memberikan kemudahan masyarakat dalam mobilisasi orang dan barang,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa proyek kereta cepat akan terus dilaksanakan, meskipun saat ini masih dalam proses studi dan pematangan teknis terhadap sejumlah aspek penting. Pemerintah memiliki target penyelesaian proyek ini, namun saat ini masih fokus pada kajian kelayakan sebagai dasar perhitungan investasi dan rencana konstruksi.
“Pasti kami bikin targetnya, tetapi secara hitung kita sedang studi kelayakannya,” kata Suntana.
Kolaborasi Swasta untuk Transportasi Hijau
Dalam kesempatan yang sama, Wamenhub Suntana mengajak partisipasi swasta untuk membangun sistem transportasi hijau nasional. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan mewujudkan infrastruktur ramah lingkungan yang berkelanjutan di Indonesia.
“Jadi, swasta diundang oleh kami (Kementerian Perhubungan) untuk bisa bersama-sama berkolaborasi membangun sarana transportasi yang ada di Indonesia,” kata Suntana.
Ia menekankan pentingnya keberlanjutan transportasi dengan pendekatan ramah lingkungan yang mengurangi emisi karbon, menjaga ekosistem, dan memberikan warisan transportasi hijau bagi generasi mendatang di seluruh Indonesia.
Mantan Wakapolda Jabar juga menyadari keterbatasan fiskal pemerintah untuk membiayai seluruh proyek transportasi, sehingga pendekatan kolaborasi dengan swasta menjadi solusi utama dalam percepatan pembangunan infrastruktur transportasi nasional.
“APBN kita, negara kita masih belum cukup untuk membiayai semua. Menghadapi itu, Pemerintah bekerja sama dengan sektor swasta, yang kita sebut kalau istilahnya KBPU (kerja sama pemerintah dan badan usaha),” tutupnya.