Jakarta, EBuzz – Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia menilai prospek bisnis perhotelan di Ibu Kota Negara “Nusantara” Kalimantan Timur masih sangat menarik pertumbuhannya. Tapi, prospek tersebu sifatnya masih jangka panjang atau longterm invesment.
Pasalnya, untuk bisnis tersebut tidak bisa dirasakan secara cepat dampaknya karena biar bagaimana pun bisnis perhotelan masih membutuhkan populasi yang dapat mendongkrak okupansi hotel di IKN Nusantara.
Senior Director of Capital Market JLL Herully Suherman menjelaskan bahwa, dengan sudah adanya operator hotel yang berencana untuk melakukan groundbreaking dikawasan Ibu Kota Negara Nusantara dapat memancing para pelaku industri perhotelan dalam membangun hotelnya. Sehingga, untuk prospek bisnisnya masih bersifat jangka panjang.
“Kalau ditanya bisnis hotel di IKN, harus melihatnya secara longterm. Tapi kalau dilihat memang positif, tergantung dari pertumbuhan (growth) bisnis yang terjadi”, ujarnya dalam JLL Indonesia Media Briefing Jakarta Property Market Overview Q3 2023 di Jakarta. (18/10).
Sementara itu, Senior Vice President Investment Sales Asia JLL Hotels & Hospitality Group Julien Naouri menekankan jika selama ini para investor di Indonesia yang didominasi oleh individu dengan kekayaan bersih (High Net Worth Individual) akan berkontribusi senilai USD 220 juta dalam transaksi hotel pada tahun 2023. Nominal tersebut lebih tinggi dibandingkan 2022 yaitu sekitar USD 174 juta.
“Selain itu, kami mengharapkan peningkatan aktivitas pada investasi jual beli hotel pada akhir 2023 dan 2024, terutama peningkatan untuk kelas luxury asset“, tutupnya.
Sekedar informasi, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa terdapat satu investor swasta yang telah siap melakukan groundbreaking di IKN di bulan November 2023. Adapun, informasi yang didapat menjurus pada rencana PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang akan membangun sejumlah hotel mewah bersama dengan Mariott International.