IHSG Anjlok Parah, Bos BEI Buka-bukaan Soal Penyebabnya

EBuzz – Bursa Efek Indonesia (BEI) secara gamblang membuka penyebab merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam kurun beberapa waktu lalu. Bahkan, IHSG pada perdagangan Kamis (6/2/2025) ditutup melemah 2,12% ke level 6,875.

Merespon hal tersebut, Direktur Pengembangan Perusahaan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan bahwa pelemahan terhadap IHSG dikarenakan saat ini ketidakpastian atau uncertainty sedang melanda pasar global. Di mana, faktor utama yang memicu kondisi ini adalah kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat terhadap China, serta dinamika ekonomi dengan negara lain seperti Kanada dan Meksiko.

“Kebijakan yang telah diumumkan namun kemudian ditunda menciptakan ketidakpastian yang semakin besar bagi pasar global. Dampaknya tidak hanya terasa di negara-negara besar, tetapi juga mempengaruhi stabilitas ekonomi di Indonesia,” ungkap Jeffrey dalam keterangan tertulisnya. (7/2/2025).

Mantan Direktur Utama Phintraco Sekuritas ini menambahkan, perubahan konstelasi ekonomi ini memberikan tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis di Indonesia termasuk ke pasar modal Indonesia.

“Dengan adanya ketidakpastian ini, investor harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, terutama dalam menghadapi kemungkinan fluktuasi yang lebih besar di pasar keuangan domestik,” sambungnya.

Kata Jeffrey, salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh investor adalah mengantisipasi dampak dari uncertainty global. Meskipun sulit untuk memperkirakan bagaimana kondisi ini akan berkembang, investor berpengalaman dapat belajar dari periode ketidakpastian sebelumnya.

“Analisis terhadap kebijakan pemerintah, reaksi negara lain, serta tren historis dapat menjadi panduan dalam mengambil keputusan investasi yang lebih matang,” tutupnya.

Pada perdagangan Kamis (6/2/2025), nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 13 triliun dengan melibatkan 20 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 176 saham menguat, 428 saham melemah, dan 196 saham stagnan.

Adapun jika dilihat secara sektoral, bahan baku, keuangan, dan industri terkoreksi lebih dari 2% dan membebani IHSG paling besar di akhir perdagangan hari ini. Adapun ketiganya terkoreksi masing-masing 2,43%, 2,24%, dan 2,14%.

Selain itu, saham – saham perbankan raksasa mendominasi dari laju penekan IHSG. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencapai 37,6 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 26 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 11,5 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 7,6 indeks poin.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini